Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Pasokan Chip Teratasi, Huawei Siap Luncurkan Lagi Smartphone 5G

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Raksasa teknologi China Huawei berencana untuk kembali ke industri ponsel pintar 5G pada akhir tahun ini.

Keputusan itu menandakan kembalinya Huawei setelah larangan penjualan peralatan AS menghancurkan bisnis elektronik konsumen yang sebelumnya menjadi sumber pendapatan utama perusahaan.

Akibat sanksi AS, Huawei terpaksa membeli chip 5G di dalam negeri menggunakan inovasinya sendiri dalam alat desain semikonduktor bersama dengan pembuatan chip dari produsen lokal, Semiconductor Manufacturing International (SMIC).

Laporan Reuters, menyebutkan bahwa kembalinya Huawei ke pasar smartphone 5G menandai kemenangan bagi perusahaan yang selama hampir tiga tahun mengatakan berada dalam mode “bertahan hidup”.

Pendapatan bisnis konsumen Huawei mencapai puncaknya, yaitu senilai 483 miliar yuan ($67 miliar) pada 2020, sebelum anjlok hampir 50% setahun kemudian.

Raksasa teknologi yang berbasis di Shenzhen pernah bersaing dengan Apple dan Samsung untuk menjadi pembuat handset terbesar di dunia.

Namun pembatasan AS yang dimulai pada pertengahan 2019 memotong aksesnya ke alat pembuat chip yang penting untuk memproduksi model tercanggihnya.

Pemerintah AS dan Eropa telah menyebut Huawei sebagai risiko keamanan, tuduhan yang kerap dibantah oleh perusahaan. Sejak itu, Huawei hanya menjual model 5G dalam jumlah terbatas menggunakan chip yang sebelumnya ditimbun.

Baca Juga: Huawei Garap Perangkat Jaringan 5.5G Tahun Depan

Terjebak menjual handset 4G generasi terakhir, Huawei turun dari peringkat teratas di seluruh dunia pada akhir tahun lalu.

Penjualan mencapai titik rendah, meskipun naik menjadi 10% pangsa pasar di China pada kuartal pertama, menurut konsultan Canalys.

Salah satu firma riset mengatakan bahwa, Huawei dapat menggunakan proses manufaktur N+1 SMIC, meskipun dengan perkiraan tingkat hasil chip yang dapat digunakan di bawah 50%, pengiriman 5G akan dibatasi sekitar 2 juta hingga 4 juta unit.

Sumber lain, imbuh Reuters, memperkirakan pengiriman bisa mencapai 10 juta unit, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Huawei mampu mengirimkan 240,6 juta ponsel pintar ke seluruh dunia pada 2019, tahun puncaknya, menurut Canalys, sebelum menjual unit Honornya yang menyumbang hampir seperlima dari pengiriman tahun itu.

Surat kabar China Securities Journal yang didukung negara bulan ini melaporkan Huawei telah menaikkan target pengiriman ponsel 2023 menjadi 40 juta unit dari 30 juta pada awal tahun, tanpa merujuk kembali ke ponsel 5G.

Perusahaan riset menyebutkan, Huawei dapat memproduksi versi 5G dari model andalannya seperti saingan iPhone P60 tahun ini, dengan peluncuran baru kemungkinan besar pada awal 2024.

Prediksi itu didasarkan pada informasi yang mereka terima melalui pemeriksaan dengan kontak di rantai pasokan Huawei dan pengumuman perusahaan baru-baru ini.

Namun, pembatasan AS memotong Huawei dari sistem operasi Google Android dan kumpulan layanan pengembang yang menjadi dasar sebagian besar aplikasi Android, membatasi daya tarik handset Huawei di luar China.

Reuters menambahkan, perusahaan riset mencatat Huawei pada Maret mengumumkan telah membuat terobosan dalam alat otomatisasi desain elektronik (EDA/ electronic design automation) untuk chip yang diproduksi dengan teknologi 14 nanometer (nm) dan di atasnya.

Perusahaan desain chip menggunakan perangkat lunak EDA untuk menghasilkan cetak biru chip sebelum diproduksi secara massal di pabrik.

Perusahaan riset, mengutip sumber industri mereka sendiri, percaya bahwa perangkat lunak EDA yang dikembangkan Huawei dapat digunakan dengan proses manufaktur N+1 SMIC untuk membuat chip setara dengan 7 nm, semikonduktor kuat yang biasanya digunakan pada smartphone 5G.

Untuk diketahui, AS telah melarang SMIC memperoleh alat pembuat chip canggih yang disebut mesin EUV dari ASML. Mesin buatan perusahaan Belanda itu, sangat penting dalam proses pembuatan chip 7 nm.

Namun beberapa analis telah menemukan tanda-tanda SMIC berhasil memproduksi chip 7 nm dengan mengutak-atik mesin DUV yang lebih sederhana yang masih dapat dibeli secara bebas dari ASML.

Perusahaan riset kedua mengatakan pihaknya memperhatikan Huawei telah meminta SMIC untuk memproduksi komponen chip di bawah 14 nm tahun ini untuk produk 5G.

Perkiraan tingkat hasil kurang dari 50% berarti chip 5G “akan mahal”, kata Doug Fuller yang meneliti chip di Copenhagen Business School.

“Saya kira jika Huawei ingin menekan biaya, mereka dapat melakukan ini, tetapi saya tidak melihat chip seperti itu sebagai harga yang kompetitif,” kata Fuller.

Baca Juga: Huawei Ciptakan Rekayasa Teknologi 5.5G

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU