Selular.ID – Simak sejumlah penyebab harga kripto termasuk bitcoin kembali naik dalam beberapa hari ini.
Pasar aset kripto kembali bangkit dengan cepat meski mengalami penurunan pada dua pekan awal bulan Juni 2023.
Kapitalisasi pasar aset kripto yang telah rebound hingga naik lebih dari 20%.
Kenaikan aset kripto ini terjadi sejak tanggal 15 Juni dari US$975 Miliar hingga sempat menyentuh angka US$1,178 Triliun pada 23 Juni 2023.
Saat ini, total kapitalisasi pasar aset kripto bertengger di kisaran US$1,14 Triliun.
TONTON JUGA:
Adapun pergerakan Bitcoin dari 1 Juni hingga 14 Juni melemah sekitar 7,38% dari harga BTC $26.800 sempat turun ke US$24.825.
Namun, Bitcoin berhasil rebound dengan cepat hingga naik lebih dari 25%.
Baca juga: IMF Mau Geser Kripto, Dengan Buat Mata Uang Digital Bank Sentral Dunia
Hal tersebut berarti melesat dari US$24.825 menyentuh harga US$31.415 dari periode 14 Juni hingga 23 Juni 2023.
Sejak Selasa (27/6/2023), BTC sedang mencoba bertahan di atas level US$30.000, yaitu di kisaran US$30.300 – 30.500.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan penyebab harga pasar aset kripto kembali pulih dan naik karena beberapa berita positif.
Misalnya seperti BlackRock mengajukan berkas perdagangan Bitcoin ETF Spot ke Securities Exchange Commision (SEC).
Kemudian juga bursa Kripto EDX yang Citadel dan Fidelity bangun resmi beroperasi.
Hingga pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell yang menyatakan stablecoin sebagai bentuk uang sehingga perlu adanya regulasi.
Hal ini memberikan sentimen positif kepada investor aset kripto.
“Kenaikan Bitcoin juga mengerek sejumlah kenaikan beberapa altcoin seperti, BCH melesat 105%, dan PEPE naik 60% dalam 7 hari terakhir,” Panji Yudha kepada Selular.ID, Rabu (28/6/2023).
Isu yang Bisa Bikin Bitcoin Anjlok
Namun, Panji mengingatkan investor aset kripto untuk juga mencermati beberapa potensi isu yang dapat menahan harga Bitcoin.
Misalnya, kekhawatiran dari potensi kenaikan suku bunga AS yang prediksinya masih akan naik dua kali hingga akhir tahun.
Selain itu, investor pada pekan ini untuk mencermati Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, indikator inflasi pilihan The Fed yang akan rilis pada Jumat (30/6).
Indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) secara tahunan prediksinya juga tumbuh menjadi 4,6% di bulan Mei, lebih tinggi dari laporan bulan sebelumnya 4,4%.
“Angka di bawah konsensus bisa mendorong harga kripto. Namun jika angka rilis di atas prediksi maka berpotensi menghentikan kenaikan harga kripto,” kata Panji.
Sementara itu, dari Asia, Hong Kong and Shanghai Bank Corporation (HSBC), bank terbesar di Hong Kong, telah memungkinkan nasabahnya untuk menjual dan membeli Bitcoin ETF dan Ethereum ETF yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong.
“Sentimen ini diharapkan mampu mendorong Bitcoin kembali menguji area US$31.400 dengan catatan Bitcoin harus mampu bertahan diatas level psikologis supportnya di US$30.000,” kata Panji.
Baca juga: Dukung OJK Dirikan Bursa Kripto Indonesia, Peminat Kripto Tidak Luntur