Jumat, 15 Agustus 2025
Selular.ID -

Nostalgia Ponsel Lipat, Motorola Razr V3 Varian Paling Ikonik

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID –  RAZR adalah salah satu ponsel merek paling ikonik. Kali pertama kali diluncurkan oleh Motorola pada akhir 2003, kehadirannya langsung menyita perhatian publik.

Desain dan warna yang cool membuat konsumen jatuh hati. Alhasil, penjualan melesat, tak hanya di negeri asalnya AS, tapi juga di banyak negara termasuk Indonesia. Menjadikan salah satu ponsel flip paling populer era 2000-an.

Dari semua seri Razr yang pernah diproduksi Motorola, RAZR V3 terbilang paling sukses menguasai pasar. Layar eksternal berwarna yang dibuat sangat tipis, dilengkapi kamera 1,3 megapiksel.

Meski saat itu popularitas Nokia tengah menanjak, namun Motorola RAZR V3 dengan cepat menjadi model ponsel yang didambakan masyarakat.

Tak dapat dipungkiri, pengguna membelinya karena bagian dari fashion statement. Bagi yang punya, terasa bangga. Mungkin Anda pernah memilikinya juga.

Berkat kesuksesan RAZR, ponsel model flip banyak ditiru oleh pesaing. Seperti yang dilakukan oleh duet Korea, Samsung dan LG. Meski demikian, persepsi ponsel lipat sudah kadung melekat pada Motorola.

RAZR memang menjadi tonggak kesuksesan Motorola. Namun jika kita tengok ke belakang, persisnya era 2G hingga awal 3G, kehebatan Motorola sudah teruji.

Siapa tak kenal dengan StarTAC. Ponsel yang dirilis pada tahun 1996, bisa disebut sebagai embrio smartphone layar lipat yang kini tengah happening.

StarTAC disebut ponsel clam shell atau cangkang kerang karena kemampuannya melipat menjadi dua, bukannya melipat menjadi dua bagian seperti MicroTAC, pendahulunya.

StarTAC menjadi ponsel pertama yang beroperasi dengan dua baterai yang dapat dilepas. Sehingga ketika satu baterai mati, pengguna dapat menggunakan baterai lainnya di telepon. Ponsel 2G ini dapat mendukung hingga empat jam panggilan telepon, atau 47 jam waktu siaga.

Kini demi mengembalikan kejayaannya, Motorola menghidupkan kembali merek RAZR dalam bentuk baru yang dapat dilipat pada 2020.

Baca Juga: Resmi Dirilis Harga Motorola Razr 40 Ultra Lebih Murah

Vendor yang kini dimiliki oleh Lenovo China itu, menjadi salah satu pembuat smartphone pertama yang meluncurkan perangkat dengan layar yang dapat ditekuk.

RAZR mempertahankan fitur lipatnya. Namun alih-alih engsel, seperti perangkat aslinya, layarnya bisa ditekuk, memungkinkan ponsel dilipat.

Awal pekan ini, vendor yang berbasis di Chicago – Illinois, AS – resmi melempar dua varian terbaru RAZR 40 Ultra dan RAZR 40 standar.

Terdapat sejumlah peningkatan. Motorola menyoroti layar eksternal pOLED 3,6 inci untuk perangkat kelas atas dengan kecepatan refresh 144Hz dan desain yang sedikit lebih tipis dibandingkan dengan standar.

RAZR 40 Ultra juga dilengkapi dengan teknologi “Flex View”, mode flip yang memungkinkan pengguna untuk memposisikan perangkat pada berbagai sudut. Pengguna dapat membengkokkan ponsel ke mode laptop 90 derajat untuk mengambil gambar atau streaming video.

Pertumbuhan Smartphone Layar Lipat Cukup Menjanjikan

Dalam tiga tahun terakhir, persaingan vendor memperebutkan pangsa pasar smartphone layar lipat mulai memanas.

Selain Samsung dan Motorola, vendor-vendor utama seperti Huawei, Xiaomi, Honor, hingga Oppo juga telah meluncurkan ponsel lipat.

Raksasa asal Cupertino – California, Apple juga disebut-sebut tak lama lagi bakal meluncurkan varian andalannya di segmen ini.

Kualitas produk memang menjadi kunci agar smartphone layar lipat diminati konsumen. Saat ini semua vendor berfokus pada engsel untuk memastikan kekokohannya dan juga tidak menghasilkan garis di layar perangkat.

Khusus untuk Indonesia, Oppo pada awal Mei lalu telah meluncurkan Find N, smartphone layar lipat pertama. Oppo Find N2 Flip datang dengan layar cover berpanel AMOLED berukuran 3,2 inci, resolusi 382 x 720 pixels.

Oppo tak ingin Samsung melenggang sendirian dan menguasai pasar smartphone masa depan ini. Oppo mengklaim, smartphone layar lipat pertamanya itu memiliki empat keunggulan.

Keempatnya adalah, desain intuitif yang mudah digunakan, layar minim lekukan, daya tahan engsel kuat, dan kapasitas baterai atau data kuat.

Baca Juga: Motorola Perluas Varian Layar Lipat Razr, Sayang Konsumen Indonesia Tidak Bakal Menikmati

Untuk diketahui, perangkat lipat masih belum menjadi mainstream product. Hanya menyumbang 1,1% dari total pengiriman smartphone pada 2022, menurut firma riset IDC, dan diperkirakan hanya akan meningkat menjadi 2,8% pada 2026.

Dengan total pengiriman unit yang dihitung sebesar 4,2 juta untuk keseluruhan 2022, ponsel lipat belum mengambil alih pasar ponsel pintar.

OEM seperti Samsung mungkin berharap untuk lini Galaxy Z Fold dan Flip-nya. Namun demikian, sejauh ini sektor ini diketahui hanya mengalami satu contoh penurunan jumlah kuartal-ke-kuartal.

Terlebih lagi, itu untuk kuartal terakhir tahun 2022 (4Q2022), dan, dengan demikian, mungkin terseret oleh buruknya kinerja penjualan smartphone secara umum.

Oleh karena itu, Canalys masih memproyeksikan bahwa pasar perangkat lipat hanya akan terus tumbuh, hingga sekitar 30 juta unit dikirimkan pada 2023. Dengan demikian, itu kira-kira dua kali lipat dari keseluruhan 2022.

Samsung mengirimkan kurang dari 12 juta di antaranya, dengan Huawei tertinggal sebagai runner-up dalam peringkat ini dengan sekitar 2 juta.

CEO Lenovo Yuanqing Yang mengatakan faktor harga masih menjadi kendala pertumbuhan smartphone layar lipat.

Meski demikian, ia menilai bahwa harga ponsel lipat yang cukup tinggi saat ini, akan turun di masa mendatang yang dapat membuat pasar menjadi lebih besar.

“Saat teknologi sudah matang, maka harga bisa turun. Anda bisa mendorong volume lebih tinggi,” kata Yang.

Baca Juga: Kemampuan Motorola MOTOTRBO R7, Anti Bising Dan Kuat Jarak Jauh

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU