Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Mengenal Margin Trading Saham Beserta Risikonya Sebelum Berinvestasi

BACA JUGA

Selular.ID – Sebelum berinvestasi di saham, maka lebih baik untuk mengenal margin trading dalam saham.

Saham saat ini menjadi salah satu instrumen investasi favorit di kalangan masyarakat, khususnya Millennial.

Meleknya generasi ini akan literasi keuangan dan kesadaran pentingnya investasi membuat angka investor saham pun terus melejit.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 2022 telah meningkat 37,5 persen menjadi 10,3 juta investor.

TONTON JUGA:

Padahal pada bulan Desember 2021 lalu, jumlah investor saham yakni 7,48 juta.

Selain itu, investasi di saham saat ini pun tidak sulit.

Baca juga: Bocorkan Investasi Jangka Panjang, Pluang Tambahkan 500 Aset Saham AS

Investor hanya cukup membuka rekening di perusahaan sekuritas melalui telepon pintar.

Proses pelayanan pendaftaran yang 100% online dan cepat membuat para investor langsung bisa investasi di saham.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan saham merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil yang relatif tinggi di masa depan.

Apalagi jika memilih berinvestasi pada saham perusahaan yang memiliki kinerja baik dan punya prospek bisnis yang menjanjikan.

Banyak cara untuk dapat meningkatkan potensi keuntungan dari investasi saham, salah satunya adalah memanfaatkan fasilitas margin trading.

Investor dapat meningkatkan daya beli dengan menjaminkan saham yang mereka miliki untuk memperoleh pinjaman modal dari perusahaan sekuritas.

Melalui fasilitas margin trading, nasabah memiliki kapasitas untuk bertransaksi saham lebih besar dari modal yang mereka miliki.

“Margin trading adalah fasilitas yang dapat meningkatkan daya beli dengan menjaminkan saham yang kita miliki untuk memperoleh pinjaman modal dari perusahaan sekuritas,” kata Ratih.

“Melalui fasilitas margin trading, nasabah memiliki kapasitas untuk bertransaksi saham lebih besar dari modal yang investor miliki,” lanjutnya.

Namun, Ratih mengingatkan risiko margin trading, yaitu ada kewajiban pengembalian pinjaman beserta bunga yang telah pihak sekuritas tentukan.

Jika terjadi wanprestasi atau nasabah gagal membayar dana pinjaman, maka pihak sekuritas akan melakukan penjualan paksa (forced sales) atas saham yang investor miliki.

Penjualan ini akan tertuju pada akun Margin Investor guna menurunkan margin ratio sesuai batas yang sudah ada dalam persyaratan.

“Berhubung penggunaan fasilitas margin trading ini terkena bunga dan saham yang dibeli dijadikan jaminan oleh pihak sekuritas, Maka perlu strategi matang untuk menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dalam trading saham,” kata Ratih.

Ketahui Risikonya

Ratih menenkankan penting bagi setiap trader untuk mengevaluasi selera risiko dan kemampuan finansial mereka sebelum melangkah ke dunia perdagangan margin.

Ratih menyarankan setiap investor yang menggunakan fasilitas margin trading untuk mengaktifkan fitur Stop Loss.

Fitur Stop Loss adalah strategi jual saham otomatis untuk membatasi kerugian ketika harga pasar turun ke batas yang sudah investor tentukan.

“Setiap investor Margin Trading sebaiknya mengaktifkan fitur ini untuk meminimalisir risiko,” kata Ratih.

Selain itu, investor juga perlu memilih sekuritas yang mumpuni untuk margin trading demi mendapat layanan yang beragam dan mumpuni.

Serta potensi keuntungan yang maksimal.

Tidak semua perusahaan sekuritas menyediakan fasilitas margin trading.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Selular.ID hanya sekadar memberikan informasi ini dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Baca juga: Inilah Rekomendasi Saham, Saat IHSG Berpotensi Menguat

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU