Selular.ID – Joseph Tsai, salah satu pendiri miliarder Alibaba Group dan pemilik Brooklyn Nets, secara mengejutkan akan mengambil alih posisi CEO Alibaba dari pejabat sebelumnya Daniel Zhang. Penugasan Tsai, sejalan dengan pengumuman resmi perusahan, pada Selasa (20/6).
Keputusan raksasa e-commerce China itu, tak lepas dari upaya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan. Meski masih mendominasi pasar domestik, Alibaba menghadapi persaingan yang semakin meningkat di tengah pemulihan ekonomi China yang lamban pasca-pandemi.
Dalam masa transisi, Eddie Wu, salah satu pendiri Alibaba lainnya, akan mengambil alih peran sebagai CEO, saat Zhang sepenuhnya mengundurkan diri pada September mendatang.
Pangsa lengser, Zhang yang menjabat sebagai CEO selama delapan tahun sebelumnya, akan fokus untuk memimpin bisnis komputasi awan Alibaba.
Unit tersebut bersiap untuk penawaran umum perdana yang mungkin terjadi pada awal tahun depan, menurut pengumuman Alibaba baru-baru ini.
Salah satu pendiri Alibaba Jack Ma, yang saat ini adalah orang terkaya ketujuh di China dengan kekayaan bersih $24 miliar, muncul beberapa hari lalu di kantor komputasi awan Alibaba di Hangzhou.
Jack mengundurkan diri dari kepemimpinan Alibaba pada tahun 2019, dan lebih memfokuskan waktunya pada pendidikan dan filantropi sejak saat itu.
Baca Juga: Dibalik Pergantian Kursi CEO Alibaba yang Mengejutkan
Analis mengatakan Tsai yang berusia 59 tahun, dan merupakan orang kepercayaan lama Ma, kemungkinan akan berusaha untuk menangkis persaingan dari pemain sejenis seperti Pinduoduo dengan menjalankan strategi yang digariskan sang maestro dalam pertemuan baru-baru ini.
Menurut Charlie Chai, seorang analis di 86 Research yang berbasis di Shanghai, saat pemulihan ekonomi China berjalan lambat, Alibaba dapat mengorbankan margin dengan mengenakan biaya lebih sedikit dari pedagang. Di sisi lain menjual lebih banyak produk berbiaya rendah untuk menarik pengguna.
Tsai kelahiran Taiwan, namun memegang paspor Kanada, juga mempertahankan pendekatan manajemen yang relatif lepas tangan, dan mungkin membiarkan manajer tingkat menengah membuat lebih banyak keputusan sendiri, kata Shawn Yang, Managing Director pada Blue Lotus Capital Advisors yang berbasis di Shenzhen.
Meski Tsai memiliki rekam jejak yang baik, namun investor mengambil sikap menunggu dan melihat — dengan saham Alibaba yang terdaftar di New York turun 4,5% dalam semalam.
Faktanya, menurut laporan Forbes, Alibaba yang saat ini memiliki valuasi $230 miliar, telah kehilangan lebih dari 70% nilainya sejak pencapaian tertinggi pada akhir 2020.
Tindakan keras Beijing terhadap seluruh industri internet, menyebabkan investor menilai kembali prospek para raksasa teknologi China, termasuk Alibaba.
Di sisi lain, persaingan di industri e-commerce China semakin ketat dari sebelumnya. Selain Pinduoduo yang berkembang pesat, platform video pendek Douyin juga mencoba menjual produk yang muncul di beberapa channel.
Sementara Ma menghabiskan bertahun-tahun bersembunyi dan bepergian ke luar negeri setelah kritik kerasnya pada 2020 terhadap sistem perbankan negara yang memicu kemarahan Beijing, Tsai tetap bertahan sebagai Wakil Ketua Eksekutif.
Sedikit melongok ke belakang, pria good looking ini, adalah anggota tim pendiri Alibaba. Tsai rela melepaskan pekerjaan investasi ekuitas swasta yang berbasis di Hong Kong Investor AB, yang merupakan sarana investasi utama keluarga Wallenberg Swedia, untuk bergabung dengan Alibaba. Perusahaan rintisan e-commerce yang berbasis di Hangzhou pada 1999. Padahal gaji awal Tsai hanya $50/bulan.
Di tahun-tahun berikutnya, ia menjadi chief financial officer, posisi yang dipegangnya hingga 2013. Tsain kemudian memulai peran wakil ketua eksekutif, yang sebagian bertanggung jawab atas aktivitas pembiayaan dan investasi strategis raksasa e-commerce itu.
Tetapi sang maestro juga telah mendiversifikasi kekayaannya, dengan rencana untuk menjual saham Alibaba senilai sekitar $260 juta yang diungkapkan ke pasar menjelang akhir 2022.
Baca Juga: Profil Joseph Tsai, CEO Baru Alibaba Pengganti Daniel Zhang
Saat ini, Tsai masih memperoleh sebagian dari kekayaan bersihnya senilai $7,7 miliar dari 1,3% saham di Alibaba. Tapi dia juga membangun kerajaan bisnis lainnya di bidang olahraga dan hiburan.
Tsai mengambil kendali penuh atas Brooklyn Nets dalam kesepakatan senilai $2,35 miliar pada 2019 setelah pertama kali mengakuisisi 49% saham dari miliarder Rusia Mikhail Prokhorov dua tahun sebelumnya.
Ia juga menjalankan bisnis waralaba olahraga, termasuk kepemilikan New York Liberty dari Asosiasi Bola Basket Nasional Wanita, dan dua tim lacrosse, San Diego Seals dan Las Vegas Desert Dogs.
Semangat miliarder untuk olahraga dapat ditelusuri sejak sekolah menengah. Tsai bermain sepak bola dan lacrosse di Sekolah elit Lawrenceville di New Jersey, sebelum diterima di Universitas Yale.
Tsai, yang meraih gelar sarjana di bidang ekonomi dan Studi Asia Timur dari Yale College dan gelar doktor hukum dari Yale Law School, juga bermain untuk tim lacrosse universitas.
Pengalaman awal karirnya meliputi pekerjaan sebagai pengacara rekanan di firma hukum Sullivan & Cromwell LLP yang berbasis di New York, dan penasihat umum firma pembelian Rosecliff, Inc. yang berbasis di New York.
Saat ini, sebagian besar kekayaan sang mogul dikelola melalui kantor keluarganya yang berbasis di Hong Kong, Blue Pool Capital, yang memegang saham, investasi modal ventura, dan aset olahraga Tsai.
Forbes menyebutkan bahwa, perusahaan tersebut juga muncul pada 2021 sebagai pembeli yang membayar $188 juta untuk penthouse New York yang sebelumnya dimiliki oleh miliarder dana lindung nilai Dan Och.
Blue Pool, sementara itu, adalah salah satu pendukung pertukaran cryptocurrency FTX yang sekarang runtuh, menurut South China Morning Post, sebuah surat kabar yang dimiliki oleh Alibaba.
Tsai juga berinvestasi melalui Blue Pool blockchain dan investasi terkait crypto lainnya, termasuk saham di perusahaan Web3 Artifact Labs dan pertukaran blockchain Aver.
Baca Juga: Profil Daniel Zhang yang Mundur dari CEO Alibaba Group, Berbeda dari Jack Ma