Selular.ID – GE Indonesia menjadi tuan rumah simposium State of the Art perdananya.
Acara ini bertujuan memastikan kelistrikan yang fleksibel, terjangkau, dan andal untuk Indonesia.
Serta mendorong diskusi mendalam mengenai percepatan transisi energi Indonesia melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan utama di berbagai sektor termasuk pembangkit listrik, pertambangan dan pengolahan mineral, kendaraan listrik dan industri manufaktur baterai.
Acara tersebut diisi dengan keynote oleh Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

“Sejak meratifikasi Perjanjian Paris 2015, Indonesia telah membuat progres yang signifikan dalam upaya pengurangan emisi, dan pada COP27, Indonesia mendeklarasikan akan meningkatkan target dalam mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujar Dadan Kusdiana.
“Indonesia terbuka terhadap berbagai mekanisme yang dapat memacu penerapan energi hijau di Nusantara dan saya mengapresiasi GE karena telah bergabung dalam upaya dekarbonisasi Indonesia,” imbuhnya.
Sorotan lain dari simposium ini adalah thought leadership panel untuk memetakan jalur realistis terkait transisi Indonesia dari batu bara ke gas, energi hibrida dan energi terbarukan, serta menegaskan peran penting Indonesia sebagai pusat regional masa depan baik untuk penangkapan dan penyerapan karbon, dan ekspor hidrogen dan amonia.
“Simposium State of the Art merupakan kesempatan emas untuk berdiskusi mengenai urgensi investasi dan kolaborasi dalam mendukung agenda iklim Indonesia,” kata Amol Mody, President, Services, Asia, GE Gas Power.

“Mengingat Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang melimpah, GE berkomitmen untuk mendukung peralihan energi negara dari batu bara ke gas yang dapat mengurangi emisi CO2 hingga 60%. Hal itu dilakukan bersamaan dengan melakukan penyebaran energi terbarukan yang cepat dan strategis, serta menawarkan energi andal dan terjangkau,” ujarnya.
“Kami juga akan terus mengadvokasi kebijakan berkelanjutan yang transparan dan inklusif demi memastikan tersedianya opsi energi terbarukan yang efektif,” lanjut Amol.
Baca Juga: Tahun 2050, LG Siap Beralih Sepenuhnya Menggunakan Energi Terbarukan
Dalam langkah memimpin transisi energi global, GE memperkenalkan GE Vernova di tahun 2022 sebagai bisnis yang dibangun dengan tujuan khusus untuk menyoroti komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan meningkatkan posisinya sebagai pemain kunci dalam industri energi yang memberdayakan serta menggaungkan aksi iklim di berbagai negara.

Di Indonesia, GE telah hadir selama lebih dari 70 tahun dengan lebih dari 500 pegawai yang terletak di tiga lokasi berbeda.
Hal itu berkontribusi hingga 30 persen dari kebutuhan listrik negara.
Baca Juga: Pertamina Gelar Kompetisi Program PFsains Untuk Dukung Invovasi Energi Baru
Sebagai bagian proyek 35 gigawatt (GW) Pemerintah Indonesia, teknologi 9HA GE, turbin gas paling efisien di dunia, akan menggerakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa1 dan Tambak Lorok.
Tenaga sebesar 2.540 GW diperkirakan akan dihasilkan dari kedua turbin gas pembangkit tersebut pada tahun 2023, setara dengan menyalakan sekitar 16 juta rumah di Indonesia.
Fasilitas Layanan Turbin PT GE Nusantara yang terletak di Bandung merupakan Center of Excellence global untuk perbaikan komponen gas turbin kelas B dan E.
Fasilitas GE tersebut juga berfungsi sebagai pusat manufaktur dan reparasi untuk seluruh Asia dan hal itu sejalan dengan agenda prioritas Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat.
Baca Juga: Pasar Perangkat Radio Dua Arah Masih Menjanjikan di Tengah Gempuran Smartphone