Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Hacker LockBit Klaim Sebar 1,5 TB Data Karyawan dan Nasabah BSI

BACA JUGA

Selular.ID – Hacker LockBit mengklaim telah sebar 1,5 terabyte (TB) data karyawan dan nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) ke internet.

Seperti Selular beritakan sebelumnya, kelompok ransomware LockBit yang menjadi dalang di balik serangan siber BSI Mobile yang error.

LockBit mengklaim telah mencuri 1,5 TB data milik Bank Syariah Indonesia (BSI).

Data tersebut di antaranya 15 juta data pengguna (nasabah) dan password untuk akses internal dan layanan.

TONTON JUGA:

Tidak tanggung-tanggung, data pribadi tersebut pelaku serangan ransomware ambil alih.

Mereka juga mengancam akan membocorkan jika pihak BSI tidak menghubungi pelaku teror untuk memberi tebusan.

Baca juga: BSI Kena Serangan Siber Ransomware LockBit, Kominfo Buka Suara

Selain data pribadi milik nasabah, data BSI yang juga bocor meliputi data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, NDA, dan lainnya.

Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengatakan, imbas dari kebocoran data akibat serangan ransomware Lockbit ini adalah data-data sensitif seperti kredensial M-Banking, internet banking, hingga rekening akan bocor.

LockBit Sebar Data BSI

Kini hacker LockBit mengklaim telah sebar data 1,5 TB milik BSI karena tuntutan kelompok ransomware ini telah pihak BSI abaikan.

Sebelumnya, kelompok ransomware LockBit meminta pihak BSI mengirimkan sejumlah uang.

Mereka memberikan tenggat waktu, hingga 16 Mei 2023 pada pukul 4.09 WIB.

“Masa negosiasi telah berakhir, dan kelompok ransomware LockBit akhirnya mempublikasikan semua data yang dicuri dari Bank Syariah Indonesia di dark web,” demikian keterangan dari akun @darktracer_int, Selasa (16/5/2023).

Dalam blognya, kelompok ransomware LockBit mengimbau nasabah untuk berhenti menggunakan BSI.

Sebab, BSI tidak mampu melindungi dana dan informasi pribadi nasabahnya dari serangan siber.

Terlebih, BSI tidak mampu memulihkan layanannya dengan cepat.

Belakangan, marak juga grup ransomware yang memanfaatkan perkembangan teknologi yang menyebabkan keberadaan mereka sulit penegak hukum lacak.

Menurut Alfons, enkripsi, uang kripto, dan the onion router (TOR) memberikan kondisi sempurna untuk aksi kejahatan pemerasan dengan memanfaatkan teknologi.

Baca juga: Fungsi NFC di Handphone yang Jarang Orang Ketahui Selain Isi E-toll

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU