Kamis, 31 Juli 2025

Pasca Merger IndiHome Telkomsel, Saham Telkom Menjadi 70,4 Persen dan Singtel 29,6 Persen

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Telkom Indonesia resmi menandatangani kesepakatan untuk memisahkan dan mengintegrasikan unit broadband IndiHome ke dalam unit selular Telkomsel.

Aksi korporasi ini bertujuan meningkatkan strategi konvergensi antara selular dengan fixed broadband, sekaligus menciptakan entitas baru bernilai sekitar Rp 58,3 triliun ($3,9 miliar).

Diketahui, BUMN telekomunikasi itu menandatangani perjanjian spin-off bersyarat dengan Singtel. Merger dan kesepakatan tersebut diharapkan akan selesai pada Q3-2023, dengan tunduk pada kondisi tertentu.

Singtel, yang saat ini memiliki 35 persen saham di Telkomsel, mengungkapkan telah melakukan pembicaraan dengan Telkom tentang langkah tersebut pekan lalu. Raksasa telekomunikasi Singapura itu, mengajukan kesepakatan sebagai cara untuk memenuhi permintaan tinggi untuk akses online di negara ini.

Dalam mencapai kesepakatan, Singtel menyatakan integrasi tersebut sejalan dengan “prinsip pengaturan ulang strategis” untuk bergerak menuju bisnis dengan pertumbuhan lebih tinggi, sambil memperkuat komitmennya terhadap Indonesia.

Baca Juga: Merger IndiHome dan Telkomsel, Singtel Akui Dalam Proses Pembicaraan Dengan Telkom

Melalui IndiHome, Telkom menjadi pemimpin pasar fixed broadband di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, pangsa pasar Indihome mencapai sebesar 75,2 persen.

Telkom menyebutkan potensi besar fixed broadband yang belum sepenuhnya dimanfaatkan mengingat tingkat penetrasi mencapai 14 persen dibandingkan dengan 40 persen di seluruh Asia barat daya.

Telkom menambahkan ARPU fixed broadband enam kali lipat dibandingkan bisnis selular di Indonesia dan dengan “kemakmuran yang meningkat, koneksi tetap siap untuk pertumbuhan yang signifikan”.

Spin-off Indihome akan menghasilkan penerbitan saham perdana baru di Telkomsel. Artinya, kepemilikan Singtel akan berkurang menjadi 29,6 persen dan Telkom menjadi 70,4 persen.

Namun, Singtel setuju untuk melaksanakan opsi setelah selesai membayar Rp2,7 triliun ($236 juta) untuk meningkatkan kepemilikannya di Telkomsel menjadi 30,1 persen.

CEO Singtel Yuen Kuan Moon mengatakan spin-off mewakili “peluang langka bagi Telkomsel untuk memasuki pasar broadband dengan pertumbuhan tinggi” dengan bermitra dengan penyedia broadband terbesar, “yang menguntungkan dan menghasilkan uang”.

Baca Juga: Ririek Adriansyah Beberkan Keuntungan Penggabungan IndiHome dan Telkomsel

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU