Selular.ID – Google sudah resmi merilis beta pertama dari Android 14 pada pekan lalu. Android 14 Beta 1 memperkenalkan sejumlah pembaruan.
Atribut baru yang dapat digunakan aplikasi mencegah alat aksesibilitas berbahaya untuk mengakses layar keamanan, seperti penampil kode otentikasi dua faktor atau 2FA. Pembaruan ini dilaporkan oleh seorang pakar Android, Mishaal Rahman, melalui akun Twitter-nya.
Di Android 14, pengalaman navigasi gerakan mencakup panah belakang yang menonjol saat berinteraksi dengan aplikasi. “Untuk meningkatkan pemahaman dan kegunaan gerakan kembali,” kata Google. Panah ini juga melengkapi wallpaper atau tema perangkat pengguna.
Android 14 meningkatkan preferensi bahasa per aplikasi, yang diperkenalkan di Android 13, memungkinkan penyesuaian dinamis dari rangkaian bahasa yang ditampilkan dalam daftar bahasa per aplikasi.
Papan ketik juga akan mengetahui bahasa UI dari aplikasi saat ini sehingga mereka dapat mendasarkan beberapa pengalihan otomatis bahasa masukan jika mereka mau.
Android juga mencegah mudahnya aktivasi layanan aksesibilitas pada aplikasi yang diunduh secara manual dari luar PlayStore.
Sistem ini menjadi peringatan bagi pengguna agar lebih berhati-hati dan memastikan aplikasi dapat dipercaya sebelum menginstal layanan aksesibilitasnya.
Baca Juga:Cara Hapus Cache dan Data Google Play Store
Hal ini menjadi faktor yang sangat penting untuk menghindari potensi penyalahgunaan API dan pecurian berbagai data penting oleh peretas.
Menurut Rahman, pemblokiran Accessibility API pada versi beta publik ini telah sedikit berubah dari Android 14 Developer Preview 2.
Fitur ini menjadi lebih cerdas dengan memungkinkan sistem Android mendeteksi data sensitif dan secara otomatis memblokir aksesibilitas aplikasi.
Meskipun begitu, cara kerja fitur di kedua versi pengembang Android 14 ini tetap sama dan bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih bagi pengguna.
Perlu diketahui, layanan aksesibilitas mengandalkan API untuk membuat Android lebih mudah digunakan bagi penyandang disabilitas, misalnya melakukan beberapa tindakan dengan input pengguna yang minim.
Karenanya, layanan ini membutuhkan izin yang lebih tinggi, seperti akses untuk membaca konten di layar dari aplikasi lain. Contoh aplikasi semacam ini antara lain TalkBack, Voice Access, dan Select to Speak.
Sayangnya, metode ini pun membahayakan pengiriman kode 2FA bahkan pada Google Authenticator yang merupakan aplikasi terpercaya. Beberapa malware Android terkenal seperti Nexus dan Cerberus juga menggunakan Aksesibilitas API untuk menginfeksi ponsel pengguna.
Maka dari itu, implementasi perlindungan malware baru ini tentunya menciptakan Android yang lebih aman secara inheren.
Kendati demikian, pengguna juga tetap harus waspada dan pastikan untuk mengunduh aplikasi dari sumber terpercaya, seperti Google Play.
Baca Juga:15 Ponsel Galaxy yang Tidak Akan Terima Update Android 14
Terakhir, layanan aksesibilitas tidak akan mendapatkan visibilitas tampilan tertentu kecuali mereka mengklaim membantu pengguna penyandang disabilitas. Klaim ini akan diperiksa oleh Google Play Protect untuk aplikasi di Play Store.