Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Giliran NATO Melarang TikTok, Lembaga Pertahanan Sampai Jiper

BACA JUGA

Selular.ID – Setelah Amerika Serikat hingga Kanada, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara resmi melarang aplikasi media sosial TikTok.

Aturan NATO melarang mengunduh TikTok ini untuk para pegawai mereka dengan alasan keamanan.

Para petinggi NATO mengumumkan larangan ini melalui catatan yang mereka kirim kepada para staf, akhir pekan lalu.

Meski begitu, menurut seorang pejabat NATO, TikTok sebenarnya tidak benar-benar dapat staf NATO gunakan pada perangkat yang mereka keluarkan.

Pasalnya NATO sebelumnya sudah melakukan pembatasan teknologi internal.

TONTON JUGA:

“Keamanan dunia maya adalah prioritas utama NATO,” kata seorang pejabat senior NATO kepada CNN dalam bahasa Inggris.

“NATO memiliki persyaratan yang kuat untuk menentukan aplikasi untuk penggunaan bisnis resmi. TikTok tidak dapat diakses di perangkat NATO,” lanjutnya.

Baca juga: Tiga Alasan Mengapa TikTok Dituding Jadi Alat China Memata-matai Pengguna

NATO adalah badan pemerintah terbaru yang melarang aplikasi tersebut karena kekhawatiran terhadap pemerintah China.

Lembaga Pertahanan Internasional ini mengklaim Pemerintah China dapat memiliki akses ke data pengguna TikTok melalui perusahaan induknya di China, Bytedance.

Sebelumnya, AS, Inggris, Norwegia, Parlemen Eropa, dan negara lain telah melarang aplikasi tersebut dari perangkat yang pemerintah keluarkan.

CEO TikTok Shou Chew menekankan kepada anggota parlemen AS awal bulan ini bahwa perusahaan tersebut sepenuhnya independen dari Beijing.

“Mereka tidak melihat bukti bahwa pemerintah China memiliki akses ke data tersebut; mereka tidak pernah meminta kami, kami tidak menyediakannya,” kata TikTok membela.

Dia menambahkan bahwa TikTok memindahkan datanya ke AS, untuk mereka simpan di AS oleh perusahaan Amerika Oracle.

“Jadi risikonya akan serupa dengan pemerintah mana pun yang pergi ke perusahaan Amerika, meminta data,” katanya.

Namun, pemerintah barat tetap skeptis dan meminta TikTok harus berakhir dangan satu cara hingga cara lainnya.

Hal tersebut yang Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken ungkapkan kepada Kongres awal bulan ini dalam sidang terpisah, pada hari yang sama Chew bersaksi.

“Jelas, kami, pemerintah, dan lainnya menghadapi tantangan yang TikTol timbulkan dan sedang mengambil tindakan untuk mengatasinya,” ungkapnya.

Baca juga: 5 Handphone Baterai Jumbo 6.000 mAh Harga Mulai Rp1 Jutaan, Cocok saat Ramadan dan Lebaran

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU