Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Ada Apa Dengan Kripto? Mendadak Tarik Rem

BACA JUGA

Selular.ID – Performa market kripto pada Rabu (19/10) siang asuk zona merah. Hal ini membuat laju kripto seperti tarik rem, karena sebelumnya sempat tampil baik dalam dua hari terakhir.

Melansir situs CoinMarketCap dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap terjebak di zona merah dalam 24 jam terakhir.

Seperti, nilai Bitcoin (BTC) anjlok 0,23% ke US$ 19.287 per keping, meski naik 1,20% selama seminggu terakhir.

Ethereum (ETH) pun ikut turun sebesar 1,84% ke US$ 1.305 di waktu yang sama dan bangkit 1,76% sepekan terakhir. Altcoin lainnya, XRP, Cardano (AD), dan Solana (SOL) turut lesu dan turun lebih dari 2% di waktu yang sama.

Afid Sugiono, Trader Tokocrypto, mengatakan market kripto saat ini kembali melemah yang disebabkan oleh volume perdagangan yang terus turun. Hal ini membuat banyak investor merasa takut untuk lebih dalam melakukan akumulasi di market kripto.

Jika dibandingkan dengan performa indeks saham AS, kripto cenderung turun. Saham AS masih bisa tampil apik yang didorong oleh kinerja keuangan emiten kuartal III 2022 yang telah dirilis Selasa (18/10) lalu. Sementara, indeks dolar AS (DXY) juga melemah -0.07%, tapi tidak bisa meningkatkan reli kripto.

“Sayangnya, nasib mujur di indeks saham AS tak diikuti aset kripto yang melemah pada Rabu pagi. Padahal DXY juga sedang melemah, biasanya akan dampak positif ke kripto, tapi tidak terjadi. Tampaknya investor masih ragu dengan performa kripto ke depan,” kata Afid.

Kinerja kripto relatif datar (sideways) dan cenderung menurun selama lima hari terakhir. Ternyata, kinerja indeks saham AS yang optimis di zona hijau belum bisa mendongkrak laju nilai aset kripto.

Menurut Afid, market kripto yang gagal ikut reli disebabkan volume perdagangan yang terlihat sedang menipis. Hal ini mengindikasikan bahwa investor masih ragu-ragu untuk bersikap bullish atau bearish di pasar kripto.

Pada hari ini investor bakal memantau rilis data inflasi di kawasan Eropa, yakni inflasi di Inggris dan Uni Eropa pada periode September 2022.

“Selain itu, investor masih mengawasi dengan ketat perilisan kinerja keuangan emiten di AS untuk menilai dampak dari inflasi yang masih meninggi dan kenaikan suku bunga The Fed,” jelasnya.

Baca Juga :Token Crypto Dicuri Peretas, Sebanyak Setengah Miliar Dollar Lenyap

Analisis Bitcoin

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU