Market Indonesia juga merupakan pasar yang potensial karena sudah ada lebih dari 15,57 juta investor kripto per Juli 2022.
Nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia pun tercatat sebesar Rp 232,4 triliun di waktu yang sama.
Potensi itu tentu akan para perusahaan investor manfaatkan untuk menanamkan modalnya di developer kripto atau blockchain lokal.
Sementara dari hasil survei Finder Crypto Adoption di 26 negara pada Agustus 2022 melaporkan bahwa kepemilikan aset kripto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase 16 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 15 persen.
“Secara angka investor kripto dalam negeri masih bisa terus tumbuh, walau diterpa crypto winter,” ungkap Manda.
“Saat ini angkanya masih sekitar lebih dari 4% dari jumlah populasi sekitar 270 juta penduduk Indonesia. Penetrasi kripto bisa optimal mengedepankan inklusivitas,” imbuhnya.
Kemudian dari sisi bisnis industri aset kripto juga masih menjanjikan.
Adanya aksi korporasi dari startup decacorn, GoTo yang mengakuisisi Calon Pedagangan Aset Kripto, membuktikan bahwa masih ada ruang untuk perkembang.
Di samping itu, banyaknya project aset kripto lokal juga menjadi indikator eskalasi bisnis kripto di Indonesia, dari sisi talenta hingga teknologi.
Regulasi yang Komprehensif
Baca juga: Bocoran Jadwal iPhone 14 Bakal Masuk ke Indonesia, Ada Mesin Fotonik