Melansir Bloomberg, perubahan ini artinya Niantic membatalkan Transformers: Heavy Metal, sebuah game yang dibuat atas kerja sama dengan Punchdrunk, yang merupakan pembuat Sleep No More.
Selain itu juga dua judul game lain berkode Blue Sky dan Snowball. Ada sekitar 85-90 pegawai yang terkena PHK.
Sebelumnya Niantic juga mematikan sejumlah gamenya, seperti game yang berbasis dari franchise Catan dan Harry Potter.
Kemudian Microsoft pun mematikan Minecraft Earth pada 2021 lalu.
Namun tampaknya Niantic tetap berkomitmen untuk membuat game baru, seperti Peridot.
Sebelum membuat Pokemon Go, Niantic juga punya game lain yang cukup populer, yaitu Ingress.
Namun popularitasnya tentu jauh dari Pokemon Go, yang meski saat ini sudah berusia enam tahun.
Popularitas Pokemon Go bahkan pemasukannya belum bisa oleh game AR lain lalui.
Pada 2021 lalu, Pokemon Go sudah menghasilkan pemasukan sebesar USD 5 miliar, sekitar lima tahun sejak rilis pada Juli 2016.
Artinya, rata-rata setiap tahun game tersebut menghasilkan pemasukan USD 1 miliar.
Meski popularitasnya tak seheboh saat pertama rilis, banyak pemain Pokemon Go yang konsisten memainkan game tersebut.
Pandemi COVID-19 pun bisa mereka bilang tak berdampak signifikan pada Pokemon Go, karena Niantic menyesuaikan sistem permainannya.
Baca juga: 5 HP Murah Suport 5G dan NFC Bulan Juni 2022, Harga Mulai Rp2 Jutaan