Pada kongres tersebut, delegasi Indonesia juga membahas teknologi terkini dalam rangka pencegahan terhadap kejahatan siber.
Sebab, tindakan ini juga terjadi di Indonesia secara luas.
Selain tata kelola dan manajemen mengenai keamanan siber, Menkominfo juga menyebut Indonesia harus memiliki talenta digital yang memadai.
Sehingga Johnny berharap bisa menangani ekosistem secara lebih cepat.
“Teknologi dan talenta digital ini perlu kita adopsi untuk memastikan agar ruang digital kita bersih dan bisa bermanfaat bagi pengembangan sektor hilir dari digitalisasi Indonesia,” tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Menkominfo juga mengajak Cisco sebagai perusahaan teknologi asal Amerika Serikat untuk berpartisipasi.
Yakni dalam membangun dan memperkuat keamanan teknologi digital di Indonesia.
Johnny berharap keterlibatan Cisco dapat menjaga ruang digital tetap bersih.
Hal ini mengingat Indonesia saat ini juga menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
“Kemarin bertemu Cisco membicarakan tentang bagaimana cyber security khususnya technology security agar menjaga ruang digital tetap bersih,” kata Johnny.
“Apalagi di Indonesia banyak illegal fintech, kebocoran data, dan hoaks,” imbuhnya menjelaskan.
Johnny menuturkan, keamanan siber merupakan PR yang perlu diselesaikan agar bisa mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Ia pun meyebut Cisco memiliki komitmen membantu pemerintah Indonesia menyiapkan teknologi yang tepat untuk membersihkan ruang digital.
Baca juga: IOH Buka Pendaftaran Beasiswa IDCamp, Siswa SD Boleh Daftar