Sebagai catatan, di tahun 2021 seiring tumbuhnya investor laporan terbaru Chainalysis juga mengungkapkan bahwa penipuan di dunia cryptocurrency telah menghasilkan lebih dari US$ 7,7 miliar atau setara Rp 109 triliun (kurs Rp 14.254) untuk sepanjang 2021. Secara total, penipuan kripto naik 81% dibanding tahun lalu.
Di samping itu yang juga tidak kalah penting pula, ancaman yang bisa terjadi juga datang dari regulasi keamanan data (cyber security) yang masih belum komprehensif. Selanjutnya, investasi yang rentan mengalami fluktuasi harga yang sangat volatile. Artinya, untung sekejab kemudian bisa lenyap seketika.
Ditambah status abu-abu di negeri ini, disamping mendapat kepercayaan dari Bapepti, di lain pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) misalnya telah menetapkan penggunaan mata uang kripto seperti bitcoin dan ethereum itu haram. Fatwa MUI tersebut tidak hanya mengharamkan kripto sebagai mata uang, tetapi juga sebagai komoditi atau aset digital.
Salah satu alasannya adalah karena jenis mata uang tersebut tidak memiliki wujud fisik yang bisa diserahkan ke pembeli dan akhirnya menimbulkan ketidakpastian dalam transaksi.
Meski tantangan terbilang tebal, namun aset kripto tak dipungkiri memang dilihat menjadi alternatif investasi ideal di 2022. Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa kita perlu mulai berinvestasi pada Aset Kripto? dari antara model investasi lain yang juga tidak kalah menguntungkan, sekaligus ditengah tantangan berat untuk dapat bertumbuh tersebut.
Untuk mendapat berbagai jawaban dari catatan tersebut, mari ikuti program Bincang Eksekutif live di platform Youtube SelularTV pada Rabu, 26 Desember 2022 Pukul 11.00 WIB.
Program talk-show ini akan mengangkat tema bahasan ‘Menakar Peluang Cuan dari Investasi Kripto?’ dengan pembicara Jeth Soetoyo, Founder & CEO PINTU, dipandu oleh Uday Rayana, selaku Editor in Chief Selular.
Baca Juga: Semakin Banyak Pilihan, Pintu Tambah 6 Aset Kripto Baru
Page: 1 2
This website uses cookies.