Jakarta, Selular.ID – Kompetisi 5G semakin intens. Dengan kecepatan unduh 10x lebih cepat dari 4G LTE dan latensi yang lebih rendah, memungkinkan respons cepat antar perangkat. Akses komunikasi generasi baru ini akan menciptakan banyak teknologi dan industri baru.
Pada perkembangannya, beberapa negara kini menghadapi dilema. AS telah meminta sekutu untuk tidak menggunakan peralatan jaringan 5G Huawei karena ikatan pabrikan dengan pemerintah Cina komunis.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru-baru ini, sebenarnya tidak ada alternatif.
Huawei adalah pemasok peralatan jaringan terbesar di dunia diikuti oleh Nokia dan Ericsson. Namun analis mengatakan keduanya menawarkan teknologi di belakang Huawei.
Selain itu, pemasok China menawarkan pelanggannya persyaratan pembiayaan yang tersedia berkat kemitraan dengan bank yang dikelola pemerintah China.
Pekan ini, Bloomberg melaporkan Nokia akan menggantikan CEO Rajeev Suri mulai September mendatang. CEO baru penyedia peralatan jaringan itu adalah Pekka Lundmark, 57 tahun, CEO Fortum, perusahaan pembangkit listrik milik negara.
Kepemimpinan Suri di Nokia dirusak oleh ketidakmampuan perusahaan untuk memproduksi chip utama untuk peralatan 5G yang memaksanya untuk membeli komponen dari pemasok lain. Hal ini memotong margin keuntungan Nokia.
Suri, yang telah menjalankan Nokia sejak 2014, memberi tahu investor bahwa dia perlu waktu lebih banyak untuk merencanakan 5G-nya untuk berjalan dengan baik.
Ya, setidaknya dia akan memiliki masa transisi enam bulan sebelum meninggalkan Nokia.
Jika kelak keadaan berbalik selama periode waktu itu, Suri akan tetap menjadi penasihat dewan Nokia sampai akhir tahun ini.
Pekan lalu, di tengah-tengah krisis pasar saham karena virus corona, saham Nokia melonjak karena perusahaan mempertimbangkan merger atau penjualan aset.
Pesaing terdekatnya, Ericsson, disebut-sebut sebagai calon pelamar.
Bulan lalu, Ericsson mengatakan telah mengantongi 79 kontrak komersial 5G ditandatangani dibandingkan dengan 50 untuk Huawei. Berbekal itu, perusahaan mengklaim dirinya sebagai pemimpin global di arena 5G.
Dua hari berselang, saham Nokia merosot dan Ketua Perusahaan Risto Siilasmaa mengatakan pada konferensi pers bahwa tidak ada merger atau penjualan aset saat ini sedang direncanakan.
Siilasmaa sendiri akan meninggalkan Nokia bulan depan dengan Sari Baldauf diperkirakan akan terpilih sebagai ketua baru perusahaan.
2019 bukan tahun yang baik untuk Nokia. Perusahaan memutuskan Oktober lalu untuk menunda dividen untuk menghemat uang untuk berinvestasi di 5G dan juga memangkas pedoman pendapatannya pada hari yang sama.
Kombinasi itu membuat para pemegang saham bergegas keluar karena saham Nokia turun 23% dalam satu hari.
Kimmo Stenvall, seorang analis dari OP Group, mengatakan, “Pasar telah sangat skeptis apakah Suri bisa melanjutkan perannya sejak pengurangan pedoman tahun lalu. Dia belum bisa memberikan dan menambah nilai yang duharapkan dilakukannya bagi perusahaan, terutama di Era 5G.”
Untuk CEO mendatang Lundmark, menjalankan Nokia akan menjadi semacam kepulangan. Sebelumnya dalam karirnya, ia memiliki berbagai posisi eksekutif di perusahaan.
Nokia mengatakan pria berusia 57 tahun ini telah berhasil di Fortum karena ia “secara konsisten memberikan pengembalian kuat ke pemegang saham, berhasil memperbarui strategi perusahaan, dan memposisikannya untuk menjadi pemain yang kuat dalam sektor energi global yang mentransformasikannya.”
Nokia berharap eksekutif baru akan bisa melakukan hal yang sama untuk produsen peralatan jaringan.