Jakarta, Selular.ID – Gelombang smartphone Cina akhirnya ‘memakan korban’ di India. Usai hengkang dari Indonesia pada 2016, menurut laporan Economic Times (ET), produsen smartphone asal Taiwan, HTC dikabarkan mengibarkan bendera putih di pasar smartphone terbesar kedua dunia ini.
Beberapa pucuk pimpinan perusahaan, termasuk country head Faisal Siddiqui, sales head Vijay Balachandran dan product head R Nayyar dikabarkan mengundurkan diri, menurut tiga eksekutif senior yang berbicara dengan ET.
Beberapa karyawan lainnya juga diminta untuk pergi. Perusahaan menghentikan semua perjanjian distribusinya. Produksi lokal telah terhenti selama hampir satu tahun sekarang.
HTC akan terus mengoperasikan bisnis VR-nya, yang meliputi penjualan headset HTC VIVE dan VIVE Pro, tetapi operasi akan dikontrol langsung dari Taiwan.
Salah satu eksekutif perusahaan mengatakan bahwa HTC mungkin akan berjualan eksklusif di online secara saja di kemudian hari, tetapi untuk saat ini statusnya berhenti.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan HTC akan terus menjual smartphone mereka sampai stok yang ada habis.
Di kancah global, HTC juga sedang berjuang dengan penjualan yang turun hampir 68% year-on-year pada bulan Juni, dan perusahaan mengumumkan rencana untuk memberhentikan 1.500 pekerja, atau seperlima dari totalnya tenaga kerja, menurut laporan Reuters baru-baru ini.
Perusahaan baru saja meluncurkan dua model smartphone di India bulan lalu. “Tapi tanpa pemasaran, penjualan terabaikan,” kata seorang eksekutif dari salah satu distributornya.
HTC memiliki kurang dari 1% pangsa pasar di India (Counterpoint Research). Menurut peneliti yang berbasis di Hong Kong itu, Samsung, Apple dan One Plus mendominasi pasar smartphone premium India di rentang harga Rs30.000 ( lebih dari Rp6 juta). Bersama-sama, ketiganya mengambil pangsa 95%.
Dengan harga jual tinggi, HTC gagal mengambil bagian di pasar smartphone premium India dan di segmen yang lebih terjangkau, perusahaan kalah dari smartphone baru dari pabrikan Cina.