Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Menunggu Gebrakan Gionee di 2018

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Gionee LaunchJakarta, Selular.ID – Meski sudah penuh sesak dengan banyaknya pemain, namun pasar Indonesia dinilai masih memiliki peluang bertumbuh. Alhasil, serbuan brand smartphone baru, khususnya vendor asal China ke Indonesia seolah tak berujung. Brand teranyar yang mencoba menikmati manisnya pasar Indonesia adalah adalah Gionee.

Sebagai produk perdana, Gionee menghadirkan M7 Power. Smartphone ini diklaim punya banyak keunggulan. Selain dilengkapi dengan layar 18:9 FullView Display berukuran 6 inci, juga baterai berkapasitas besar dan tahan lama, yakni 5.000mAh.

Selain layar dan baterai berkapasitas jumbo, Gionee M7 Power juga unggul dalam keamanan transaksi online berkat chipset security yang hanya tersedia di smartphone merek Gionee. Seiring dengan peluncuran Gionee, Cinta Laura Kiehl juga dinobatkan sebagai Brand Ambassador dari Gionee untuk Indonesia.

Dalam acara peluncuran di Jakarta (8/12/2017), David Yeung, CEO Gionee Indonesia mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar smartphone terbesar ke-3 di Asia Pasifik.

“Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, dengan konsumen yang menginginkan produk smartphone unggulan namun dengan harga terjangkau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka,” ujar David.

Didirikan sejak September 2002 di China, Gionee Communication Equipment Co. Ltd. adalah sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada riset dalam pengembangan perangkat-perangkat selular inovatif.

Dalam 15 tahun terakhir, Gionee telah tersedia di lebih dari 13 negara, termasuk Tiongkok, UAE, India, Nigeria, Mesir, Kenya, Nepal, Thailand, Myanmar, Kazakhstan, Filipina, Vietnam, dan Georgia.

Dengan lebih dari 40 juta ponsel yang terjual di Tahun 2016, Gionee kini memiliki kapasitas produksi hingga 100 juta unit per tahun.

Jurus Pemasaran

Persaingan antar brand ponsel dari waktu ke waktu terbilang semakin ketat. Dengan kondisi pasarnya yang terbilang sesak dan perilaku konsumen yang sangat dinamis, maka setiap merek dituntut kreatif dalam menggarap pasar yang dibidik.

Terlepas dengan banyaknya pemain, kehadiran Gionee tentunya memberi kesempatan kepada konsumen terhadap produk alternatif. Namun demikian, jika ingin menjadi pilihan pertama konsumen, Gionee perlu menajamkan strategi pemasaran yang berbeda dengan para pesaingnya.

Jika diringkas, strategi pemasaran vendor ponsel di Indonesia umumnya terbagi tiga: mengunggulkan citra, pengalaman penggunaan, dan fungsionalitas.

Untuk mendorong awarness sekaligus meningkatkan penjualan, fitur dan spesifikasi produk menjadi jualan utama vendor. Strategi ini sejalan dengan penetapan harga yang affordable, dan kerap didukung oleh brand ambassador sesuai dengan segmen yang dibidik.

Berkembangnya media online dan social media, serta pasar berbasis komunitas, membuat brand semakin leluasa mengeskplorasi strategi digital dan marketing PR.

Di sisi lain, tumbuhnya e-commerce membuat brand dapat memperluas cakupan lini penjualan selain pasar konvensional. Meski demikian, pada umumnya brand masih mengandalkan pasar konvensional yang masih menyumbang 85% penjualan.

Kehadiran Gionee, saat ini sesungguhnya terbilang tepat, Meski harus memenuhi aturan TKDN sebesar 30%, namun Gionee diuntungkan dengan persepsi smartphone asal China yang terbilang sudah cukup baik di mata konsumen.

Hal ini terlihat dari riset IDC pada Q3-2017, di mana market share lima besar smartphone di Indonesia yang didominasi tiga pemain. Oppo, Vivo dan Xiaomi.

Meski punya potensi untuk untuk berkembang karena punya produk yang kompetitif dari sisi kualitas dan harga, namun tentu saja aktifitas pemasaran dan promosi dan distribusi yang menjangkau langsung target konsumen, perlu digencarkan oleh Gionee demi membangun brand awareness.

Seperti kita ketahui, terdapat lima tahapan brand awarness : unware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind. Sebagai pendatang baru, tentu saja saat ini brand awareness Gionee masih dalam tahap dasar, yakni unware of brand.

Tanpa upaya membangun brand awareness yang baik di mata konsumen, Gionee hanya akan menjadi produk medioker, seperti halnya brand-brand seperti LG, Acer atau Hisense. Lama berkutat di pasar Indonesia, namun tak pernah naik kelas.

So, kita tunggu gebrakan Gionee di 2018. Apakah mampu mencuri pasar atau hanya menjadi produk pelengkap?

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU