Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Jakarta Butuh 6000 Tiang Mikrosel

BACA JUGA

Peter Djatmiko (kanan), ketua APIMI
Peter Djatmiko (kanan), ketua APIMI

Jakarta, Selular.ID – Bagi operator selular, persoalan utama yang dihadapinya dalam menghadirkan layanan data di kota besar seperti Jakarta adalah padatnya jumlah pengguna smartphone sehingga kapasitas yang dibutuhkan sangat besar.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, operator membutuhkan banyak tiang mikrosel yang di tempatkan di setiap sudut kota dan juga di sudut-sudut jalanan mengingat aktivitas masyarakat yang ada di Jakarta sangat mobile.

Peter Djatmiko, Ketua Asosiasi Pengelola Infrastruktur Mikrosel Indonesia (APIMI), mengatakan bahwa seiring dengan terus bertambahnya pengguna smartphone, keberadaan mikrosel bisa menjadi solusi karena dapat menambah kapasitas jaringan di daerah urban dengan pengguna smartphone yang sangat padat.

Dengan sel-sel yang lebih kecil, operator selular dapat mengoptimalkan penggunaan spectrum frekuensi untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah pelanggan dan kebutuhan trafik data yang semakin besar.

Mikrosel ini dijelaskan Peter memiliki dua fungsi, yakni untuk menutup blankspot dan mengatasi persoalan kapasitas.

Dengan mikrosel yang mampu menjangkau radius 250 meter, Jakarta membutuhkan setidaknya 6000 tiang mikrosel. Sedangkan jumlah yang mampu dipenuhi oleh APIMI dikatakan Peter baru sekitar 2000 tiang.

Jumlah kebutuhan tiang mikrosel tersebut tentunya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kepadatan pengguna layanan data.

Lebih lanjut disampaikan Peter, semua tiang mikrosel yang dibangun oleh APIMI memiliki ijin dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

“Yang membedakan tiang mikrosel yang dibangun oleh anggota APIMI adalah semuanya memiliki ijin dari Pemda. Ada juga penyelengara tiang mikrosel yang tidak memiliki PKS,” ungkap Peter.

Bukan hanya memiliki ijin, anggota APIMI juga memiliki kewajiban memberikan kontribusi kepada Pemda ketika membangun tiang mikrosel seperti menyediakan menyediakan GPS Busway Tracking System untuk koridor 1 dan juga penyediaan CCTV untuk kebutuhan Pemda.

“Satu penyelenggara saja seperti iForte nilai kontribusinya bisa mencapai Rp1 Miliar per bulan,” jelasnya.

Selain untuk mengatasi persoalan jangkauan dan kapasitas, keberadaan mikrosel sangat dibutuhkan, terutama di kota-kota besar yang tidak mungkin dibangun menara karena dari segi estetika tidak memungkinkan. Bukan hanya itu, dari segi perijinan membangun menara akan jauh lebih susah.

Lebih lanjut disampaikan Peter, inftastruktur mikrosel ini dibutuhkan untuk mendukung perkembangan teknologi selular seperti 4G LTE yang membutuhkan kanal data yang sangat dan tidak dapat dipenuhi oleh menara-menara makrosel.

“Mikrosel dapat mengisi wilayah layanan yang tidak terjangkau oleh menara makrosel. Kalau bicara selular, semakin padat populasi maka semakin butuh banyak tiang. Bagaimana kita meningkatkan kapasitas kalau tidak ada mikrosel. Apalagi dengan target pengembangan yang agresif. Kehadiran kita untuk mendukung operator selular memperkuat jaringannya dan menutup blankspot,” jelas Peter.

Dongkrak ekonomi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah forum pernah menyampaikan bahwa untuk mendongkrak ekonomi indonesia, salah satu poin yang harus dilakukan menurut adalah pembangunan infrastruktur. Jokowi menyebutkan pembangunan infrastruktur harus menjadi fokus pembangunan saat ini.

Di sektor telekomunikasi, infrastruktur mikrosel menjadi salah satu infrastruktur yang cukup penting, trutama untuk mengatasi persoalan jangkauan dan kapasitas jaringan selular. Terlebih pemerintah telah menetapkan program indonesia broadband plan yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2019 mendatang.

Tahun 2013 akses broadband melalui perangkat mobile baru menyentuh 12 persen populasi dengan kecepatan yang bisa dirasakan baru sebesar 512 kbps. Pada 2019 mendatang diharapkan akses tersebut dapat menyentuh 52 persen populasi dengan kecepatan 1Mbps.

Target yang ditetapkan pemerintah tersebut menurut Peter sangat agresif. Untuk mewujudkan 100 persen populasi dikatakan Djatmiko sangat dibutuhkan mikrosel.

Oleh karena itu tanpa adanya infrastruktur tiang Mikrosel, upaya pemerintah untuk mewujudkan broadband plan dan pengembangan jaringan 4G di kota besar serta wacana tentang smart city yang saat ini sedang ramai dikembangkan diyakini Peter tidak akan terwujud.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU