Jakarta, Selular.ID – Tak diragukan lagi bahwa kecerdasan buatan (AI), mixed reality dan quantum computing adalah teknologi yang akan mendorong kita ke masa depan. Begitu pandangan CEO Microsoft Satya Nadella.
Berbicara pada peluncuran bukunya, “Refresh: The Quest to Rediscover Microsoft’s Soul and Imagine a Better Future for Everyone, di Lord’s Cricket Ground, London pada akhir pekan lalu, Nadella mengatakan bahwa realitas campuran adalah “pengalaman komputasi utama” karena ini menyatukan anolog dan digital dan berarti pengguna tidak lagi membutuhkan perangkat dengan layar untuk berinteraksi dengannya. Sebaliknya layar akan ada di sekeliling mereka.
“Itulah dunia yang kita jalani”, ujar pria berkepala plontos ini.
Nadella mengatakan AI adalah teknologi kunci lain yang akan memungkinkan layanan baru. Pengganti Steve Jobs itu mengutip aplikasi Microsoft Seeing AI sebagai contoh. Perangkat ini dirancang untuk penyandang tuna netra. Sistem ini menggambarkan orang, teks dan benda di sekitar mereka dengan tujuan menyederhanakan tugas sehari-hari.
Nadella juga mengatakan bahwa masalah komputasi yang mengganggu dunia saat ini tidak dapat dipecahkan dengan komputer konvensional, dan inilah saat komputasi kuantum masuk.
“Microsoft ingin menerapkan teknologi ini dan menerapkannya untuk memberdayakan orang untuk mengatasi masalah yang paling mendesak,” katanya.
Mengomentari konsekuensi yang tidak diinginkan dari AI, dia mengatakan ada AI yang baik dan buruk dan penelitian tidak dapat ditinggalkan karena takut akan yang kedua. Sebaliknya, perlu didekati dengan seperangkat prinsip desain yang akan mencegahnya melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.
Sebuah serangan terhadap chatbot Tay milik Microsoft pada 2016 menghasilkan komentar rasis di Twitter. Nadella mengatakan bahwa perusahaan tersebut belajar dari episode tersebut dan saat ini jauh lebih disengaja dalam proses pengujian. Kejadian itu juga mendorong Microsoft untuk membentuk komite etika.