Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Mewaspadai Agresifitas Xiaomi di Pasar Smartphone Indonesia

BACA JUGA

20170920_114433Jakarta, Selular.ID – Jika melihat suasana launching smartphone yang dilakukan Xiaomi saat menghadirkan Mi A1 di The Hall, Senayan City Jakarta (20/9/2017), kita akan melihat suasana yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan acara serupa yang dilakukan oleh vendor smartphone lainnya. Ambience dan kehebohan yang luar biasa dipertontonkan oleh para penyuka produk Xiaomi (baca; Mi Fans).

Mirip-mirip nonton pertandingan sepak bola, para Mi Fans memukulkan genderang dan meniupkan terompet lengkap dengan bendera dan spanduk dikibarkan sepanjang acara.

Xiaomi dengan smartphone besutannya yang terkenal dengan harga terjangkau tapi punya spesifikasi dan fitur yang mumpuni memang sudah mampu memikat hati para pengguna smartphone di Indonesia.

Kalau dibandingkan dengan smartphone lainnya, spesifikasi yang ditawarkan oleh smartphone Xiaomi sering sekali setara dengan spesifikasi yang ditawarkan oleh merek lain. Tapi yang berbeda, Xiaomi mampu menghadirkannya dengan harga jauh di bawah dari yang ditawarkan oleh produsen smartphone lainnya. Kondisi ini pun pada akhirnya muncul tagar oleh para Mi Fans #mendingxiaomi.

Hubungan “harmonis” yang dihadirkan oleh Xiaomi dan penggemarnya ini memang sudah menjadi fenomena tersendiri di pasar smartphone Indonesia. Para Mi Fans terkenal sangat loyal terhadap brand idolanya ini. Bahkan di dunia marketing, strategi yang dilancarkan oleh vendor asal Tiongkok ini jadi studi kasus tersendiri bagi para pelaku Industri.

IMG_20170920_220847

Hampir dipastikan kita tidak pernah melihat materi promosi Xiaomi di media apapun dan di mana pun. Meski demikian Xiaomi mampu memperoleh angka penjualan yang fantastis. Dengan hanya mengandalkan promosi di media sosial dan komunitas, Xiaomi sukses membangun persepsi positif di benak konsumen. Model getok tular ini membuat popularitas Xiaomi mampu mengalahkan vendor-vendor lain yang rela mengeluarkan dana jumbo untuk berpromosi demi membangun brand.

Namun sayang, brand Xiaomi di pasar Indonesia masih identik dengan pasar gelap (black market) dimana sebagian besar produk-produk Xiaomi yang dipasarkan di Indonesia masuk tidak melalui jalur distribusi yang resmi.

Sebenarnya pada Februari 2017 lalu, Xiaomi sudah membuktikan komitmennya dalam mematuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) agar bisa menjual ponselnya di Indonesia dengan berupaya memenuhi ketentuan minimum 20% TKDN untuk produk yang mereka luncurkan, yakni Redmi 4A.

Xiaomi menggandeng manufaktur lokal antara lain Erajaya, PT Sat Nusapersada, dan TSM (Tata Sarana Mandiri) Technologies. Pabrik yang berlokasi di Batam mempunyai kapasitas produksi maksimum sebesar 100.000 unit per bulan yang didorong oleh tiga production line.

Meski sudah memasarkan produk resmi, faktanya smartphone Xiaomi dari jalur ilegal masih mendominasi pasar. Penelusuran Selular di pusat perbelanjaan ponsel terkemuka di Jakarta, menunjukkan dari 10 unit Xiaomi yang terjual, kebanyakan yang dipilih pembeli adalah garansi distributor. Perbandingananya mencapai sembilan banding satu (9:1).

Persoalan harga memang menjadi kelebihan Xiaomi BM dibandingkan produk resmi. Perbedaannya bisa mencapai Rp200.000 – Rp300 ribu. Hal ini membuat konsumen rela membeli Xiaomi BM meski hanya mendapatkan garansi distributor, bukan garansi resmi.

Padahal garansi distributor tak ada penggantian produk atau spare part. Bila rusak, hanya diarahkan ke service center biasa yang menjadi rekanan.

Tak ayal, maraknya peredaran Xiaomi yang berasal dari pasar gelap, membuat posisi Xiaomi saat ini semakin kuat. Sejumlah eksekutif dari vendor lain, malah memprediksi posisi Xiaomi setidaknya sudah berada di posisi tiga besar.

“Dengan tingginya permintaan dan produk yang terus tersedia di pasar, market share Xiaomi saat ini mungkin sudah di kisaran 9%-10%. Artinya, dengan market share sebanyak itu, posisi Xiaomi sesungguhnya sudah berada di peringkat ketiga”, ungkap sang sumber.

Mengacu pada data resmi seperti yang dikeluarkan IDC, total penjualan ponsel di Indonesia pada kuartal pertama 2017 mencapai 7,3 juta unit.

Angka penjualan itu tumbuh sebesar 13 persen dari tahun ke tahun, tapi menurun 15 persen dari kuartal ke kuartal. Untuk posisi lima produsen ponsel pintar teratas di Indonesia, IDC mengungkapkan secara berurutan adalah Samsung, Oppo, Asus, Advan, dan Lenovo-Motorola.

Posisi Xiaomi yang diprediksi sudah “menyodok” posisi tiga, tentu saja tak dapat dibuktikan. Karena penjualan Xiaomi, lebih banyak yang tidak tercatat.

Makin Agresif

Langkah Xiaomi untuk mempertahankan eksistensinya dan bahkan upaya untuk merebut dominasi pasar smartphone di Indonesia pun terlihat semakin agresif. Perlahan, sepertinya Xiaomi ingin menghilangkan stigma negatif yang disandang brandnya yang lekat dengan barang black market. Donovan Sung, Director of Product management at Xiaomi Global menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2017 ini Xiaomi akan membuka 15 authorized Mi Stores di Indonesia.

Bukan hanya itu saja, Xiaomi juga akan menghadirkan stidaknya 56 service center hingga akhir tahun 2017 ini juga untuk melayani para Mi Fans yang mengalami gangguan pada perangkat yang dibelinya. Jika sebelumnya pengguna Xiaomi kesulitan untuk memperbaiki pernagkatnya jika mengalami kerusakan.

Urusan service center inilah yang juga harus menjadi prioritas oleh Xiaomi. Dengan tak hanya menggenjot urusan jualan, tetapi juga memikirkan layanan purna jual untuk keberlangsungan layanan mereka ke depannya.

Seperti diketahui, vendor smartphone yang memasarkan perangkatnya di Indonesia wajib menyediakan service center sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (2) huruf (f) pada Peraturan Menteri Kominfo No. 29/PER/M.KOMINFO/8/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi yang menyebutkan, bahwa surat permohonan sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (diantaranya) surat pernyataan kesanggupan memberikan garansi serta layanan purna jual, kecuali jika alat dan perangkat telekomunikasi tidak untuk diperdagangkan di Indonesia.

Terakhir yang tak kalah penting untuk diwaspadai oleh para vendor smartphone yang ingin bersaing dengan vendor asal Tiongkok ini di pasar Indonesia adalah jumlah Mi Fans yang sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia.

Hingga saat ini Xiomi memiliki 100.000 pengguna yang tergabung dalam anggota komunitas yang diberinama Mi Community Indonesia. Dikenal sebagai perusahaan yang memiliki hubungan yang kuat dengan para fans melalui berbagai forum dan media sosial, memberikan keuntungan tersendiri bagi Xiaomi dalam mempersepsikan brandnya dimana media sosial mempunyai pengaruh yang sangat kuat saat ini dalam membentuk persepsi bagi pengguna.

Xiaomi bahkan mempunyai ajang tersendiri untuk mempertamukan para penggemarnya melalui event Mi Fans Festival. Setelah selama ini Mi Fan Festival diadakan di India, Taiwan dan Hong Kong, tahun ini, Mi Fan Festival memperluas jangkauannya ke Amerika Serikat, Indonesia, Rusia, Vietnam, Mexico, Uni Arab Emirat, Polandia, Ukraina, Kazakhstan, Bangladesh, Pakistan, Nepal, Saudi Arabia, Mesir dan Yunani.

Di Indonesia, Mi Fans Festival telah diadakan pada bulan April 2017 lalu. Bukan hanya mempertamukan para Mi Fans, ajang ini juga dimanfaatkan Xiaomi untuk melakukan penjualan dengan menawarkan berbagai promo seperti cash back.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU