Jakarta, Selular.ID – Jaringan generasi kelima atau yang biasa dikenal dengan 5G, diproyeksi bakal bisa mulai diimplementasikan pada tahun 2020 mendatang. Operator telco beserta penyedia jaringan di Indonesia pun terus melakukan ujicoba implementasi jaringan ini sembari mempersiapkan ekosistem yang lebih matang. Dibandingkan teknologi yang sebelum-sebelumnya, apa keunggulan jaringan 5G?
Yessie D. Yosetya, Direktur/Chief Service Management XL Axiata, menjelaskan beberapa keunggulan jaringan 5G yang bisa dinilai lebih baik ketimbang teknologi sebelumnya. Soal speed 5G menghasilkan kapasitas 1.000 kali lebih besar dan dan 100 kali lebih cepat dibandingkan jaringan 4G LTE yang ada saat ini.
Sebagai gambaran, jaringan 4G LTE yang telah digelar operator seluler di dunia bisa menembus kecepatan hingga 150Mbps. Namun di 5G,kecepatan koneksi yang diperoleh bisa hingga 20 Gbps. Hal ini diumpamakan bila kita mengunduh file video 4K dengan ukuran 10GB, maka waktu tunggu yang dibutuhkan hanya 3 detik saja.
Selain itu, 5G juga memiliki latency yang sangat rendah, yaitu kurang dari 1 milisecond (ms) end-to-end latency. Ini lebih rendah ketimbang latensi yang dihasilkan oleh 4G sekitar 40ms. “Bahkan latensi di 5G lebih cepat ketimbang kita mengedipkan mata,” kata Yessie, saat demo 5G di outdoor, di Grha XL, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Selain delay 1ms, jaringan 5G juga mampu menyediakan koneksi simultan hingga kurang lebih 2000 pengguna aktif. Selanjutnya, teknologi jaringan tercanggih ini juga unggul pada sisi penghematan tenaga, bahkan hingga 1000x lebih efisien dibandingkan dengan teknologi perangkat hari ini.
Dengan semua keunggulan itu, maka memungkinkan diselenggarakannya layanan-layanan digital inovatif. Misalnya saja mobil otonom yang sudah mulai diimplementasi di beberapa negara maju. Keunggulan 5G juga akan mampu menopang inovasi digital di berbagai bidang, termasuk kedokteran, selain juga akan mendukung industri robotik dan otomasi.
Namun, tantangan terbesar yang akan dihadapi para operator dalam pengembangan 5G adalah keterbatasan rentang spektrum frekuensi tinggi. Sebab untuk menggelar 5G dibutuhkan elemen antena yang jumlahnya cukup banyak.
Operator XL Axiata sendiri telah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut kehadiran teknologi 5G ini. Diantaranya adalah mengoptimalkan pemanfaatan spektrum, konvergensi jaringan dan IT dengan menerapkan teknologi Network Functions Virtualization (NFV), memperluas jaringan tulang punggung (back bone) fiber optik yang menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, dan juga secara aktif mendorong pemanfaatan akses Internet Wireless to the home kepada masyarakat, melalui layanan XL Go dan XL Home.
“XL selalu siap untuk berinovasi,kami banyak belajar dari (penerapan) 4G lalu. Di 4G, Indonesia tertinggal implementasi dari negara-negara lain, namun paling tidak, teknologi 5G bisa dicapai dalam tiga sampai empat tahun lagi sama seperti global,” ujar Yessie.