Jakarta, Selular.ID – Facebook dan Google kerap bersikap lantang untuk menentang keberadaan berita palsu (hoax) di platform mereka. Berita tersebut menyesatkan orang-orang dan membuat dunia semakin kurang informasi. Dari segi bisnis, Facebook menilai bahwa penyebaran berita hoax tersebut merugikan komunitas dan industri.
Berita palsu bukanlah sebuah masalah yang baru. Setiap teknologi baru memerlukan solusi yang baru dan kreatif. Itu semua tergantung pada diri pengguna masing–masing, dalam industri teknologi, media, akademisi untuk memerangi berita palsu. Facebook sendiri telah berusaha membantu orang-orang untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang cukup saat menemukan berita palsu.
Salah satunya melalui sebuah perangkat edukasi untuk membantu orang mengenali berita palsu. Facebook memuat fitur ini di bagian atas News Feed selama beberapa hari di Facebook di 14 negara, termasuk Indonesia, Myanmar, Korea Selatan, Taiwan, dan Filipina.
Ketika orang-orang mengklik perangkat edukasi tersebut yang ada di bagian atas News Feed, mereka akan melihat informasi lebih lanjut dan materi di Pusat Bantuan Facebook, termasuk tips mengenai bagaimana mengenali berita palsu, seperti mengecek URL situs, menginvestigasi sumber berita dan mencari laporan lainnya berdasarkan topik berita.
Tips-tips ini dikembangkan berdasarkan konsultasi dengan First Draft, sebuah lembaga nonprofit yang berdedikasi untuk mengembangkan keterampilan dan standar dalam pelaporan dan berbagi informasi secara online dan didukung oleh mitra lokal yaitu Dewan Pers dan ICT Watch.
“Mengingat semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan Internet, banyak dari mereka yang baru menggunakannya pertama kali, dan kami ingin membantu memberdayakan mereka melalui inisiatif literasi berita dengan mitra seperti Facebook,” jelas Donny B.U., Direktur Eksekutif ICT Watch.
