Jakarta, Selular.ID – Ada yang berbeda dengan penampilan Tara Basro. Aktris berdarah Makassar ini, tampil dengan potongan rambut pendek saat didaulat menjadi bintang XL #JaringanXtra. Selama ini, pemeran sitkom “The East” yang tayang di Net TV itu, identik dengan rambut panjang tergerai hingga lebih dari sebahu, mirip gadis Sunsilk.
Dalam semua film yang dibintangi, seperti The Right One (2014), Pendekar Tongkat Emas (2014), Killers (2014), dan A Copy of My Mind (2015), bintang cantik yang memulai karir akting lewat film “Catatan Harian Si Boy” pada 2011 ini, tak pernah menanggalkan rambut panjang hitam yang seolah sudah menjadi ciri khasnya.
Kini, rambut lurus panjangnya telah dipotong pendek.
Dengan potongan gaya bob tersebut, Tara tampak lebih fresh, namun tetap feminin.
Tentu saja, penampilan baru itu menimbulkan tanda tanya. Terutama bagi awak media. Namun kepada media yang kepo, Tara mengaku, tak ada alasan khusus yang membuatnya mengganti gaya rambut.
“Pengin aja. Dengan begini jadi lebih santai dan enak buat sehari-hari,” ujarnya.
Adakah keputusan memangkas rambut untuk kepentingan iklan XL? Wallahualam.
Meski demikian, penampilan anyar Tara itu sejalan dengan citra baru yang tengah dibangun oleh XL Axiata. Seperti kita tahu, sejak tampuk kepemimpinan berganti dari Hasnul Suhaimi ke Dian Siswarini pada 2015, XL semakin fokus membangun bisnisnya dengan terus meningkatkan kualitas jaringan.
Untuk membangun bisnis mobile data yang berkelanjutan, XL secara terus menerus menerapkan nilai-nilai pertumbuhan jangka panjang melalui agenda transformasi “3R” (Revamp, Rise, Reinvent).
Sesuai dengan visi tersebut, ada tiga hal yang menjadi titik berat, yaitu menyediakan jaringan data yang lebih kuat, segmentasi pasar yang terfokus, serta menawarkan layanan data yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Melalui strategi 3R, XL bertransformasi menuju bisnis berbasis layanan data. Artinya, operator yang identik dengan warna biru ini, fokus untuk meningkatkan infrastruktur layanan data yang didukung dengan jaringan yang lebih luas, lebih kuat serta lebih baik.
Hal ini dibarengi dengan pengelolaan biaya yang lebih baik dan juga restrukturisasi neraca keuangan. Strategi tersebut menjadikan fundamental XL lebih kuat untuk bisa lebih kompetitif dan meraih kinerja yang lebih baik lagi di 2017 dan tahun selanjutnya.
Presdir & CEO XL, Dian Siswarini mengatakan pada 2016, fokus utama perseroan adalah meningkatkan cakupan dan kualitas jaringan data XL sebagai bagian dari strategi transformasi untuk membangun bisnis layanan data yang kuat.
Selanjutnya, dengan selesainya berbagai inisiatif pengelolaan neraca keuangan dan tercapainya berbagai efisiensi biaya yang dilakukan, perseroan telah membangun fondasi untuk bisa meraih kinerja yang lebih baik.
Dengan strategi bisnis yang telah dicanangkan untuk menghadapi tantangan di 2017, XL Axiata membidik pertumbuhan yang selaras dengan pertumbuhan industri. Sepanjang 2016, XL Axiata mencatat laba sebesar Rp 376 miliar, dibandingkan dengan rugi sebesar Rp 25 miliar di 2015. Laba tersebut diperoleh dari dampak positif atas penguatan Rupiah terhadap USD, serta hasil dari penjualan menara.
Untuk itu, dari sisi jaringan, Dian menambahkan, XL akan secara agresif melanjutkan perluasan jaringan internet cepat, baik dengan 3G, maupun 4G dan juga 4,5G, ke wilayah yang lebih luas hingga ke daerah pelosok di luar Jawa.
Dengan begitu, pada 2017 dan kedepannya, akan semakin banyak wilayah di Indonesia yang terlayani dengan internet cepat dari XL Axiata. Lebih dari 80% dari capex yang sebesar Rp 7 triliun digunakan untuk memperkuat kualitas jaringan ini.
“Jelas bahwa strategi 3R adalah strategi yang tepat untuk membangun bisnis XL Axiata menjadi lebih berkelanjutan dan menguntungkan,” pungkas Dian.
Tiga Faktor Krusial
Sekarang kita kembali ke Tara Basro dan iklan #JaringanXtra yang ia bintangi.
Dalam pandangan saya pribadi, pemilihan Tara Basro sebagai brand ambassador sangat tepat demi mendukung agenda transformasi yang tengah dijalankan oleh XL Axiata. Tara layak menjadi brand ambassador karena sosoknya paling mewakili semangat yang dibawa XL, yakni inspirasional, cakap dan dinamis, modern dan stylish.
Meski masih berusia muda, pemilik nama lengkap Andi Mutiara Pertiwi Basro itu sudah punya segudang prestasi. Puncaknya adalah predikat sebagai Aktris Terbaik dalam Festival Film Indonesia (2015) berkat perannya dalam film “A Copy of My Mind” karya sutradara Joko Anwar.
Jika kita cermati alur cerita iklan #JaringanXtra yang dibintangi Tara mengesankan sukses agenda transformasi layanan XL Axiata. Hal ini menempatkan posisi XL yang mampu bersaing sekaligus mengungguli layanan milik kompetitor.
Simak narasi yang langsung disuarakan langsung oleh Tara dalam iklan tersebut, yang digabung dengan penjelasan dalam highlight.
Hai .. lagi di dalam lift neh
Tapi gak pa-pa bisa nelpon kok
(Sekarang Bisa Telpon Tanpa Terputus)
Dengan XL kerja jalan terus
(Internet Cepat XL 4,5G)
(XL Ada Dimana Anda Berada)
XL Bisa diandalkan
Yang didapat lebih dari yang dibayar
Kenapa Harus Pilih yang lain ..
Sesuai dengan narasi tersebut, persepsi yang ingin dibangun kepada publik adalah kualitas jaringan XL semakin dapat diandalkan. Baik percakapan maupun data sama-sama mumpuni. Meski di dalam lift, percakapan Tara dengan rekannya tak terputus. Begitu pun dalam mengakses layanan data dengan coverage yang luas hingga ke pelosok. Tetap nyaman tanpa terputus.
Hal itu dibarengi dengan tarif terjangkau yang selama ini menjadi kekuatan XL. Ketiga faktor itu adalah hal yang sangat krusial bagi pelanggan dalam memilih operator selular.
Dengan tiga kelebihan itu, iklan #JaringanXtra cukup pede memunculkan kalimat pamungkas : Kenapa harus pilih yang lain. Hal itu jelas menohok kompetitor. Terutama operator yang menetapkan tarif lebih mahal dibandingkan XL.
Customer Experience
Kalimat pamungkas : Kenapa harus pilih yang lain, menunjukkan bahwa ini adalah iklan yang bersifat komparatif. Sesuatu yang menarik, sebab meski masih cendrung soft, ini adalah iklan komparatif pertama, pasca perang tarif yang merebak pada 1997 – 2012.
Seperti kita ketahui, iklan komparatif adalah iklan yang secara langsung atau tidak langsung membandingkan keunggulan suatu produk dengan produk lainnya. Pada dasarnya, iklan model ini bermanfaat untuk meningkatkan brand awareness, mendorong pembelian, dan brand switching. Jika tujuannya membuat konsumen pindah merek, maka iklan itu memang harus menohok, supaya target audiens “terkilik” dan kemudian switching.
Meski demikian, membuat iklan yang bersifat komparatif tidak bisa sembarangan dilakukan. Ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi. Antara lain harus mempertimbangkan faktor situasi dan merek yang diiklankan punya manfaat yang jelas dibandingkan merek pesaing. Tak lupa, berkaitan dengan kredibilitas pesan, iklan komparatif perlu menampilkan hasil riset independen atau endorser yang dipercaya khalayak.
Untuk memperkuat persespi konsumen, iklan seperti ini lazim dilakukan bila suatu produk punya keunggulan dan added value lebih dari pemimpin pasar atau produk yang ia serang. Atribut produknya juga harus mampu meyakinkan konsumen. Langkah ini juga merupakan sarana untuk mengejar ketertinggalan dari market leader dengan cara instan.
Namun untuk bisa sukses, tetap saja ilmu manajemen klasik menjadi kuncinya. Perusahaan harus menggabungkannya dalam strategi marketing mix—meliputi harga, tempat, promosi, dan kualitas produk.
Pada akhirnya, sebaik apa pun persepsi yang dibangun dalam iklan #JaringanXtra, costumer experience yang akan menentukan keberhasilan XL dalam memenangkan pertempuran di industri selular yang terbilang sangat ketat. Bukan semata karena kecantikan Tara Basro.