Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Menakar Pilkada DKI Jakarta di Media Sosial

BACA JUGA

Pilkada
Jakarta, Selular.ID – Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang akan berlangsung kurang dari satu bulan lagi semakin menjadi topik hangat di kalangan netizen. Terdapat 95,94 persen pembicaraan mengenai kandidat cagub DKI Jakarta di sosial media.

Meski ada beberapa tema yang sempat mencuri perhatian media dan warga sosial media, namun pilkada DKI menjadi topik yang paling banyak menyita perhatian publik. Hal ini dikemukakan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan media monitoring asal Australia Isentia melalui kantor perwakilannya di Jakarta.

Menurut Luciana Budiman, Country GM Isentia Jakarta, dari hasil pemantauan sejak 27 Februari hingga 9 Maret, paslon nomor urut dua mendapat porsi pemberitaan dan pembicaraan yang cukup banyak dibanding paslon nomor urut tiga.

Secara rinci, pembicaraan di sosial media tentang Ahok mencapai 360.479 sedangkan Anies Baswedan sejumlah 98.956 buzz.

Calon wakil gubernur nomor urut dua, Djarot tidak jauh beda dengan rivalnya dalam hal pembicaraan di medsos. Terdapat 10.933 yang memperbincangkan Djarot dan 10.296 yang membicarakan Sandiaga Uno.

“Ini menunjukkan bahwa magnet perbincangan di dunia media sosial itu ternyata calon gubernurnya, bukan wakilnya. Meskipun kedua belah pihak terlihat seperti menahan diri agar citranya tidak kontra produktif menjelang 15 April, namun ternyata netizen masih sering membicarakan keduanya. Ini wajar mengingat para pendukung masing-masing kandidat berupaya untuk memenangkan paslonnya dengan cara memberitakan atau membantah pemberitaan mengenai mereka,” tutur Luciana pada siaran pers yang diterima Selular.ID (17/3/2017).

Senada dengan media sosial, dalam konteks pemberitaan di media konvensional, calon gubernur memiliki daya tarik tersendiri bagi jurnalis untuk menurunkan porsi pemberitaan yang lebih besar dibandingkan calon wakil gubernur, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah, media penyiaran seperti TV dan radio serta portal berita online.

Di surat kabar, lanjut Luciana, terdapat 783 pemberitaan tentang cagub Ahok dan 301 tentang Anies. Sementara untuk wakilnya, Djarot dan Sandiaga hanya diberitakan masing-masing sebanyak 283 dan 223 artikel. Namun di portal berita online, selisih perbedaan porsi artikel tentang Ahok lebih besar dibandingkan Anies, yaitu 9.925 berbanding 3.334.

“Menurut analisis kami, hal ini karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai berita seperti proyek pemprov DKI, kasus hukum, maupun tentang pilkada itu sendiri,” ujar Luciana.

Beberapa peristiwa, tambah Luciana, turut mempengaruhi baik pemberitaan di media maupun perbincangan di kalangan netizen. Misalnya pembicaraan tanggal 4 hingga 5 Maret mengenai aksi walk-out paslon Ahok-Djarot saat Rapat Pleno KPU karena acara tidak juga dimulai setelah menunggu satu jam yang turut meningkatkan jumlah pembicaraan pada periode tersebut.

Termasuk juga hasil survei yang menyumbang pengaruh dalam meningkatkan intensitas pembicaraan dan pemberitaan seperti yang terjadi pada tanggal 8 Maret, meski tidak setinggi sebelumnya. Luciana menegaskan bahwa sebagaimana hasil pemantauan sebelumnya, porsi pemberitaan media sosial lebih besar dibandingkan media konvensional.

“Media konvensional hanya berkontribusi 4,06 persen dalam memberitakan kandidat gubernur, jauh di bawah media sosial. Secara umum, prosentase pemberitaan Ahok di media sosial mencapai 78 persen dan 75 persen di media konvensional. Sedangkan Anies diperbicangkan sebanyak 22 persen oleh netizen dan diberitakan sebanyak 25 persen pada media-media umum,” tutupnya.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU