Jakarta, Selular.ID – Keterbatasan diri (disabilitas) bukan halangan untuk berkarya. Sudah banyak kaum difabel yang berbakat meraih prestasi layaknya manusia normal lainnya. Mereka bisa mencari uang sendiri, salah satunya melalui jualan online.
Meskipun telah memiliki kompetensi dalam pengembangan produk, namun terdapat tantangan besar yang masih dihadapi, salah satunya adalah soft skill dalam pendistribusian dan penjualan produk. Dalam menjawab tantangan ini, Tokopedia dilibatkan untuk mendukung terwujudnya kemandirian para penyandang disabilitas dalam menghadapi ekonomi digital melalui pelatihan pemanfaatan internet dalam berbisnis online.
“Misi kami adalah pemerataan ekonomi digital. Kami ingin memastikan siapa saja bisa mewujudkan mimpi untuk membangun bisnis, siapa saja bisa menikmati pengalaman berbelanja online yang transparan, efisien dan aman. Kami percaya setiap individu bisa menciptakan peluangnya masing-masing, tidak terkecuali penyandang disabilitas,” tutur Siti Fauziah, Communications Lead Tokopedia.
Dalam inisiasi yang digawangi oleh BPJS Ketenagakerjaan, Tokopedia menyelenggarakan serangkaian kegiatan pelatihan bagi penyandang disabilitas di Yayasan Annika Linden, Bali. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut program GN Lingkaran yang dilaksanakan Desember 2016 silam.
Pelatihan tersebut di sisi lain juga didukung oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melalui kegiatan peningkatan kapasitas serta assessment penciptaan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan yang kondusif bagi pekerja penyandang disabilitas. Inklusivitas penyandang disabilitas, khususnya dalam program perlindungan sosial, adalah salah satu dukungan utama Pemerintah Republik Federal Jerman kepada Pemerintah Indonesia sejak tahun 2010.
“Melalui Program Perlindungan Sosial/Social Protection Programme (SPP), kami kami berusaha mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja dengan disabilitas maupun kemandirian penyandang disabilitas untuk berwirausaha, yang selanjutnya akan berkontribusi terhadap kemandirian ekonomi penyandang disabilitas”, tutup Frank Schneider selaku Deputy Director, Social Protection Programme, GIZ.