Jakarta, Selular.ID – Dengan mengadopsi teknologi pencitra point of sale (POS) 2D dari Zebra Technology, di toko super grosir mereka seluas kurang lebih 5.500 m2 di Cibubur, SaveMax mampu mempersingkat waktu transaksi di kasir.
Pencitra 2D memungkinkan kasir untuk memindai bahkan barcode 1D atau 2D yang paling sulit sekalipun dari sudut mana pun, sehingga mempercepat proses pembayaran di kasir dan menghadirkan peningkatan pengalaman pelanggan.
Joanito Iwan Tamsil, Director of Information System and Technology, SaveMax Super Grosir menampaikan bahwa SaveMax memutuskan untuk menggunakan pemindai-pemindai 2D dari Zebra karena menyadari bahwa agar dapat berhasil di industri ritel yang sangat kompetitif di Indonesia, pihaknya harus melakukan pendekatan yang berbeda, dan mengadopsi teknologi-teknologi baru ke dalam bisnisna.
“Kami telah menguji berbagai merek pemindai, dan Zebra membuat kami takjub dengan kemampuan pemindaiannya yang menyeluruh, ekstensif dan mudah,” ucapnya.
Pemindai DS7708 dan DS4308 Zebra menghadirkan pemindaian dua dimensi (2D) yang mudah digunakan dan berkinerja tinggi. Pencitra 2D generasi terbaru yang telah disempurnakan ini dapat membaca barcode dari berbagai arah, yang meningkatkan produktivitas dengan margin yang signifikan.
Selain itu, dengan konfigurasi pemindai 123Scan dan management tool dari Zebra, SaveMax kini mampu mengkonfigurasi dan menggunakan DS7708 dalam hitungan menit, sehingga menjadikan DS7708 sangat skalabel bagi toko ritel besar, sekaligus mengurangi Total Cost of Ownership (TCO).
123Scan juga menawarkan kemampuan untuk menghasilkan suatu kode perintah 2D pada ponsel, dan pencitra POS pun dapat dikonfigurasi dengan hanya memindai kode tersebut. Kode perintah juga dapat dikirim melalui pesan singkat ke daerah-daerah terpencil, yang dapat menghemat panggilan layanan.
Penggunaan teknologi ini menjadikan SaveMax sebagai toko grosir pertama di Indonesia yang menggunakan pemindai genggam DS4308. DS4308 dapat memindai barcode yang tergores, luntur, berkualitas cetak buruk, atau pun rusak dalam hitungan milidetik, sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi, serta jumlah barang terpindai (throughput) yang lebih besar dengan pengurangan waktu tunggu.
Seperti diketahui, industri ritel di Indonesia tengah berkembang dengan sangat pesat, dan saat ini menduduki peringkat ke-12 sebagai negara dengan industri ritel yang cepat bertumbuh di antara 30 pasar negara-negara berkembang.
Pertumbuhan populasi yang cepat, kemunculan konsumen-konsumen kelas menengah, peningkatan angka ketenagakerjaan, serta urbanisasi merupakan faktor-faktor pendorong utama bagi industri ritel dalam negeri.
Kemajuan dan adopsi teknologi-teknologi baru, seperti perangkat-perangkat yang saling terhubung, sistem Point-of-Sale (PoS) yang canggih, pembayaran secara mobile, dan beberapa hal lainnya, juga mendorong pertumbuhan industri ini.