Jakarta, Selular.ID – Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam strategi pemasaran adalah pemanfaatan teknologi augmented reality dalam bentuk iklan kreatif (creative advertisement).
Mungkin 10 tahun yang lalu, tak pernah terbayangkan oleh Anda akan ada sebuah iklan properti yang diterbitkan media cetak bisa berubah menjadi gambar 3D yang hidup, dan terlihat nyata? Atau ketika Anda mendekatkan sebuah produk ke mesin digital, lalu informasi produk dalam bentuk tampilan virtualnya keluar. Sekarang semua itu telah terjadi, oleh teknologi yang dikenal dengan AR tersebut.
Munculnya AR di Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran AR Group, sebuah perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan teknologi AR. Mereka telah melayani puluhan klien yang mengagumi teknologi AR untuk menceritakan brand image mereka yang lebih inovatif dan menarik.
Di samping inovatif, AR Group telah meluncurkan unit keduanya (setelah AR&Co) yaitu DAV (Digital Avatar) yang memungkinkan konsumen untuk berinteraksi dengan berbagai produk di ribuan gerai retail. DAV dapat menampilkan konten di setiap kemasan. Dengan teknologi ini, jarak antara brand dengan konsumen bisa lebih dekat.
“DAV berdiri setahun lalu berdasarkan interactive reality. Teknologi ini membuat engagement antara brand dan konsumen tanpa ada batasan. Sehingga bisa menyasar konsumen dengan lebih tepat,” kata Daniel Surya, CEO AR Group.
DAV, sebagai media placement, kini telah beredar di Alfamart, Alfamidi, hingga Lawson kawasan Jakarta Barat.
DAV membuat siapapun dapat berinteraksi dengan produk yang telah bekerjasama dengan AR&Co. “DAV dapat diisi dengan permainan dengan produk terkait. Selain itu, DAV juga mampu memberika data statistik, seperti jumlah orang yang berinteraksi dengan produk tertentu atau berapa orang yang membeli produknya,” ungkap Daniel terkait kegunaan DAV.