Jakarta, Selular.ID – Dalam survei yang dilakukan Symantec pada Januari 2015 hingga April 2016 ada negara-negara yang banyak diserang oleh ransomware. Dari data yang dihasilkan, ada 10 negara yang banyak disusup ramsomware, dan Amerika Serikat merupakan kawasan yang paling banyak di serang ransomware dengan presentase sebesar 31% dari serangan global.
Kemudian negara-negara lainnya adalah Italia, Jepang, Belanda, Jerman Inggris, Kanada, Belgia, India dan Australia,
“Sedangkan Indonesia berada di nomor 13 sebagai negara yang banyak diserang ransomware, namun presentasenya saya tidak bisa share,” ujar Chee Choon Hong Director Norton Consumer and Small Businness Asia di Jakarta (21/07/16).
Dengan ancaman seperti itu Chee Choon Hong menganjurkan pelaku bisnis harus menyadari sepenuhnya ancaman dari ransomware dan memprioritaskan pengembangan keamanan dan penerapan pendekatan multilapis resiko infeksi.
Dari data yang didapat, selain negara-negara yang banyak diserang kelompok ransomware ditemukan juga sektor industri yang banyak diserang ransomware. Dikatakan Chee Choon Hong, sektor jasa merupakan sektor bisnis yang paling berpengaruh oleh serangan ransomware, dengan presentase sebesar 38% dari seluruh serangan global. TipsSektor bisnis lain yang paling berpengaruh antara lain, sektor manufaktur sebesar 17%, sektor keuangan, asuransi, properti sebesar 10% dan administrasi publik sebesar 10%.
Dikatakan Chee Choon Hong, kelompok ransomware menginfeksi ribuan komputer, menyebabkan gangguan operasional besar dan kerugian pendapatan dan reputasi serius. Chee Choon Hong mwnambahkan jika pelaku bisnis menyerah dan membayar kepada kelompok penyerang, maka semakin banyak penyerang akan mengikuti dan terus melakukan serangan berikutnya.
“Sehingga ada baiknya kita mencegah sebelum terjadi penyerangan terhadap kelompok ransomware,” pungkas Chee Choon Hong
