Jakarta, Selular.ID – Bila ada pertanyaan “Apa yang tidak pernah stagnan di dunia akhir-akhir ini?”. Jawabannya tentu adalah data service. Di mana layanan data memberikan kontribusi pendapatan paling besar bagi operator. Pada tahun 2004, jumlah data global diperkirakan mencapai 4 Terabytes (TB) per tahun. Sementara di tahun 2015, ada peningkatan hingga menyentuh 20 kali lipat menjadi 200 TB per tahun.
Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Kesehatan, mengungkapkan bahwa BPJS sendiri menyumbang arus data (data flow) hampir 211 Terabyte.
Ia berujar, dari aspek pemanfaatan pelayanan kesehatan, ada kenaikan di tiga sektor, yaitu pemanfaatan di puskesmas, poliklinik rawat jalan rumah sakit, dan pemanfaatan rawat inap rumah sakit. Pada 2014, total pemanfaatan pelayanan mencapai 92,3 juta layanan. Sepanjang 2015, naik menjadi 146,7 juta.
Bicara era digital, Fachmi mengaku banyak mendapat manfaat dari penggunaan aplikasi internal dan eksternal untuk migrasi data. “Untuk (penggunaan) aplikasi internal, kami sangat terasa manfaatnya. Di 2014, begitu saya menjadi direksi, sampai tengah malam saya belum pulang karena di meja numpuk berkas-berkas dari penguna BPJS. Disposisi terus. Nah, berkat aset digital sekarang saya bisa melakukan diposisi sambil jalan tanpa ada lagi kertas yang menumpuk di meja.”
Sementara dari sisi eksternal, Fachmi menjelaskan, bahwa setiap hari peserta mendaftar, datang ke rumah sakit, atau bayar iuran, dan semua kegiatan tersebut tentu membutuhkan sistem terintegrasi.
“Dengan hal itu, IT di BPJS sangat berperan besar. Bila sebelumnya, hanya menjadi supporting maka saat ini sudah menjadi core,” tutur Fachmi.
Kedepannya, Ia berharap banyak peserta BPJS yang sudah bisa mengakses layanan melalui mobile internet. Karena tanpa ada inovasi, maka layanan ke masyarakat tidak akan menjadi lebih mudah.
