Manado, Selular.ID – Industri selular di segmen basic service (voice dan SMS) memang sudah saturated. Tren sosial media dan video sudah mengubah pola komunikasi pengguna ponsel di Indonesia semakin akrab dengan dunia digital. Hal ini jelas membuat peluang bagi operator untuk mulai lebih intens memonetisasi beragam layanan non telko yang diharapkan dapat menjadi revenue stream di masa depan.
Menurut Randy Pangalila, Group Head Mobile Financial Services Indosat Ooredoo, pasar mobile money di Indonesia termasuk paling seksi di kawasan Asia Pasifik. Saat ini total pengguna ponsel sudah mencapai lebih dari 310 juta. Jauh melebihi populasi penduduk 250 juta. “Jumlah pengguna ponsel yang sangat besar merupakan blue ocean bagi operator karena saat ini baru sekitar 20 persen pengguna yang bankable”, ujarnya.
Meski sangat prospektif, Randy mengakui dalam menggarap pasar mobile money tidak mudah. Setidaknya ada tiga persoalan besar yang menghadang. Yakni ekosistem, adopsi teknologi dan kemampuan operator dalam mengembangkan layanan ini.
Itu sebabnya, Randy menambahkan, Indosat Ooredoo lebih dahulu menyiapkan infrastruktur yang memadai dan mampu menjangkau hingga ke pelosok Indonesia.
“Tujuannya agar masyarakat mau mencoba karena layanan mobile money sesungguhnya tidak seribet yang dibayangkan”, kata Randy.
Indosat Ooredoo saat ini telah merampungkan program modernisasi jaringan hingga mampu menggelar teknologi 4G pada tahun lalu. Setelah network dan infrastruktur terbangun hingga ke pelosok daerah, Randi menyebutkan bahwa tahun ini pihaknya mulai pede untuk meningkatkan revenue khususnya di layanan mobile financial services.