Jakarta, Selular.ID – Depresiasi Rupiah terhadap bisnis yang dilakukan oleh operator selular tanah air hingga akhir tahun ini dinilai tidak akan berpengaruh banyak.
Hal tersebut disampaikan Alexander Rusli, Ketua ATSI saat diskusi mengenai Solusi Alternatif Dampak depresiasi Rupiah pada Industri Telekomunikasi Indonesia di gedung Kominfo (7/9/2015) Jakarta. “Dalam jangka pendek tidak akan berpengaruh terhadap operator,” ungkapnya.
Menurut Alex hal tersebut dikarenakan pada tahun ini investasi yang dilakukan sudah berjalan begitu juga kontrak-kontrak yang dilakukan dengan vendor sudah berjalan.
“Yang harus dikhawatirkan adalah tahun depan. Nilai mata uang saat ini sangat mempengaruhi investasi mendatang yang dilakukan operator,” papar Alex.
Yang krusial harus dilakukan oleh operator adalah membuat perencanaan utk tahun depan. Lebih lanjut menurut Alex Industri (operator selular) biasanya menjaga revenue untuk capex sebesar 25 hingga 30 persen.
Jika Rupiah terus melemah, dampak jangka panjang yang akan dirasakan oleh pelanggan adalah kualitas dan coverage yang menurun meskipun CAPEX yang dikeluarkan tetap tetapi jumlah jasa atau barang yang dibeli menjadi berkurang.
Alex juga berharap percepatan terhadap migrasi ke LTE tidak akan melambat mengingat yang akan berpengaruh langsung terhadap nilai tukar rupiah adalah handset yang pada akhirnya akan berdampak pada daya beli masyarakat terhadap handset 4G.
