
Jakarta, Selular.ID – Di saat tuntutan dan permintaan akan data meningkat drastis, dunia justru kekurangan data scientist. Menurut Peter Sugiapranata, Sales Director untuk SAS Indonesia, terdapat kesenjangan antara TI, data, dan bisnis, dan menurut Peter, data scientist adalah orang yang menjembatani ketiga aspek tersebut.
Menurut Indeed.com, situs search engine untuk lowongan pekerjaan terbesar di dunia, melaporkan terdapat peningkatan sebesar 57 persen di kuartal pertama 2015 untuk jumlah lowongan pekerjaan sebagai data scientist, dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya.
Di Indonesia, tumbuhnya profesi data scientist di Tanah Air ini pun bukan sekedar angan-angan. Melalui program SAS Academic Program yang telah diluncurkan sejak tahun 2011, SAS Indonesia telah memprakarsai progam ini sebagai bentuk komitmennya untuk mencetak bibit-bibit data scientist di Indonesia. Untuk SAS Academic Program ini, SAS Indonesia menghadirkan SAS Education Analytical Suite, yang mengintegrasikan lebih dari 15 produk SAS dalam satu paket eksklusif bagi profesional di dunia pendidikan yang ingin menguasai alat analytics unggul.
Selain SAS Education Analytical Suite, SAS Indonesia juga menyediakan dukungan dalam pengembangan kurikulum dan materi pengajaran secara cuma-cuma bagi universitas di Indonesia, sebagai upaya berkelanjutan dari SAS untuk mengembangkan profesi data scientist di Indonesia.
Di Indonesia, SAS telah berkolaborasi dengan lebih dari 9 universitas ternama di segala penjuru Indonesia untuk SAS Academic Program, di antara lain Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Islam Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.