
Jakarta, Selular.ID – Berselancar ke dunia maya menggunakan Wi-Fi publik tak sepenuhnya aman. Resiko keamanan akan selalu mengintai para penggunanya. Hal ini dibuktikan oleh Avast, produsen anti virus, dalam laporan hasil surveinya. Seperti diungkap Chief Operation Officer Avast, Ondrej VIcek, dari hasil monitoring Avast pada 2.635 hotspot di Jakarta ditemukan bahwa 38,7% Wi-Fi hotspot ternyata terbuka. Sementara 20,2% dari router yang terenkripsi ternyata masih terenskripsi dengan lemah.
Avast mewanti-wanti bahwa jaringan Wi-Fi gratis yang tidak memerlukan password beresiko terhadap data personal penggunanya. “Seiring dengan semakin populernya penyimpanan cloud dan semakin berkembangnya Wi-Fi gratis, jaringan terbuka yang tidak memerlukan password menempatkan pengguna pada resiko atas data personal penting mereka,” kata Ondrej.
Lebin lanjut, Ondrej, mengatakan bahwa mayoritas orang Indonesia tidak sadar bahwa semua informasi pribadi pada perangkat mobile mereka menjadi tidak memiliki pertahanan jika terhubung ke Wi-Fi publik yang tidak memiliki perlindungan.
Dari hasil survei yang dilakukan Avast pada lebih dari 1.100 orang Indonesia, ditemukan bahwa orang Indonesia lebih suka menggunakan jaringan Wi-Fi publik gratis yang tidak memerlukan regsitrasi atau password.
Masih dari survey tersebut, sebanyak 41% responden diketahui tidak pernah atau jarang mematikan pemancar Wi-Fi mereka yang bisa saja berimbas pada terbukanya jendela bagi masuknya hacker untuk mengakses informasi pribadi penting mereka. Selain itu, ketika terhubung ke Wi-Fi public berdasarkan temuan Avast, hanya 10% orang Indonesia yang menggunakan VPN (virtual private network) untuk melindungi perangkat mobile pengguna. Sedangkan dari intensitas penggunaan, ditemukan sekitar 60% responden terhubng Wi-Fi public setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu. (edk)