IMG_0038_1Jakarta – Selular.ID – Sekarang ini akses internet sudah jadi kebutuhan dasar bagi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Sayangnya pembangunan infrastruktur jaringan internet tidak merata ke seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan lebih banyak difokuskan di bagian barat Indonesia.

Berdasarkan hasil riset dari Asosiasi Jasa Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menggandeng Pusat Kajian Komunikasi, Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (Puskakom UI) tercatat penetrasi pengguna internet di wilayah Indonesia bagian timur  lebih besar daripada pulau Jawa dan Bali yang seringkali disorot sebagai tolak ukur perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.

“Secara jumlah pengguna internet di Indonesia mayoritas memang berada di pulau Jawa dan Bali yakni sebesar 52 juta atau 59% dari total seluruh pengguna di Indonesia,” kata Semuel Abrijani Pangerapan, Ketua Umum APJII.

Lebih lanjut Semmy menjelaskan di Sumatera penetrasinya 18,6 juta atau 21%, Sulawesi 7,3 juta atau 8,6%, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara sebanyak 5,9 juta yang setara 6,7% serta Kalimantan 4,2 juta atau 4,8%.

Namun, menurut Semmy, secara presentase terhadap jumlah penduduk, penetrasi internet di Sulawesi tercatat memiliki angka paling tinggi dibandingkan pulau lain yakni mencapai 39% jumlah populasi penduduk.

“Nusa Tenggara, Maluku dan Papua sebesar 35%, Pulau Jawa dan Bali sebesar 35%, Sumatera sebesar 34% dan Kalimantan sebesar 28%,” tambah Semmy itu di acara diskusi terbatas bertema ‘Indonesia Timur Lebih Butuh Broadband‘ di Jakarta, Senin (13/4/2015).

Tak hanya soal penetrasi, masyarakat dari wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Papua bahkan disebutkan mengalahkan masyarakat pulau Jawa dan Bali soal durasi mengakses internet. Masyarakat dari wilayah Indonesia bagian Timur tersebut paling banyak memiliki pengguna yang mengakses internet selama satu jam dibandingkan pengguna dari wilayah lain.

Oleh karena itu pembangunan broadband di seluruh Indonesia bagian timur diharapkan dapat lebih dimaksimalkan karena kebutuhannya untuk akses tersebut sudah meningkat.

Sementara itu, Nonot Harsono, Anggota BRTI mengatakan bahwa pembangunan broadband di wilayah Indonesia bagian timur tidak bisa lagi dilihat apakah ada kebutuhan atau tidak. “Pemerataan pembangunan broadband di seluruh Indonesia merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945. Jadi ada ataupun tidak kebutuhan harus dibangun broadband di seluruh Indonesia,” jelas Nonot.

Pembangunan broadband ini dinilai sangat penting karena diyakini dapat memacu perputaran roda ekonomi. Bank Dunia dalam sebuah data yang dikeluarkan menyebutkan bahwa penetrasi broadband sebesar 10 persen akan meningkatkan PDB sebesar 1,38 persen.