Jakarta, Selular.ID – Tidak diragukan lagi big data analytic bakalan menjadi tren teknologi dalam beberapa tahun ke depan yang pada akhirnya melahirkan data driven economy.
Big Data menjadi primadona teknologi enterprise di 2014 lalu. Memasuki 2015, tren teknologi enterprise berikutnya Diyakini adalah Data Analytics. Pertumbuhan data yang begitu besar di era perangkat mobile seperti sekarang ini membutuhkan solusi pengolahan data yang tepat.
Dalam IT Infrastructure Summit 2015 yang digelar oleh PT Computrade Technology International (CTI Group), Harry Surjanto, chairman CTI IT Infrastructure Summit mengatakan bahwa di era data-driven economy ini, insight-insight dipercaya memegang peranan sangat penting, khususnya bagi organisasi yang menghadapi berbagai tantangan yang dinamis baik dari sisi pasar dan regulasi.
Dalam kesempatan yang sama, Vonny Tjiu, Country Manager Enterprise Business Group Lenovo Indonesia mengatakan bahwa tumpukan data itu tak akan berguna dan hanya menghabiskan resource tanpa adanya data analytics.
Vonny juga menyampaikan bahwa pertumbuhan data semakin meningkat seiring dengan banyaknya transaksi bisnis secara online yang terjadi setiap harinya dimana diperkirakan sebanyak 450 juta transaksi terjadi tiap hari pada tahun 2020. “Tantangannya adalah apakah perusahaan siap mengelola dan menganalisa data sebanyak itu untuk menciptakan value bagi bisnis mereka,” jelasnya.
Sementara itu Gartner dalam laporannya menyebutkan bahwa penggunaan data analytics saat ini menjadi prioritas utama. Dengan angka pertumbuhan tercepat dalam segmen pasar software business inteligence dan analytics senilai USD 1 miliar sepanjang 2013.
Penggunaan data analytics juga diprediksi akan meningkat sebesar 75% pada tahun 2020 oleh lembaga riset tersebut. Yaitu saat para petinggi di berbagai divisi seperti marketing, sales, suppy chain management, manufaktur dan lainnya sudah memanfaatkan data analytics.