Jakarta, Selular.ID – Pertumbuhan adopsi perangkat mobile dan koneksi machine-2-machine atau M2M yang berkelanjutan ditambah dengan akses jaringan seluler yang semakin meluas, menjadi faktor utama pertumbuhan lalu-lintas data mobile di Indonesia.
Lalu lintas data mobile akan bertumbuh 10 kali lipat dari tahun 2014 sampai tahun 2019, dengan laju pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 59 persen, mencapai 609,5 Petabyte per bulan pada tahun 2019 (setara dengan 152 juta DVD tiap bulannya), meningkat dari 60,3 Petabyte per bulan di tahun 2014.
Peningkatan penetrasi mobile, pertumbuhan jumlah smart connection yang signifikan, dan pesatnya pertumbuhan 4G merupakan beberapa faktor utama pertumbuhan lalu lintas mobile di Tanah Air. Indonesia akan selangkah lebih dekat untuk dapat mentransformasi kehidupan masyarakatnya melalui konektifitas yang saling terhubung.
Dari tahun 2014 sampai 2019, perusahaan penyedia jaringan Cisco mengantisipasi bahwa kecepatan pertumbuhan lalu lintas mobile dunia akan melebihi pertumbuhan lalu lintas jaringan fixed/tetap global sampai dengan tiga kali lipat. Tren-tren yang mendorong pertumbuhan lalu lintas data mobile ini termasuk:
• Semakin banyak pengguna mobile: Pada tahun 2019, akan ada 5,2 miliar pengguna mobile (meningkat dari 4,3 miliar di tahun 2014). Pada tahun 2014, hampir 59 persen dari populasi dunia (7,2 miliar orang) merupakan pengguna mobile; pada tahun 2019, lebih dari 69 persen dari populasi dunia (7,6 miliar orang) akan merupakan pengguna mobile.
• Lebih banyak koneksi mobile: Pada tahun 2019, akan terdapat sekitar 11,5 miliar perangkat/koneksi yang siap untuk mobile, termasuk 8,3 miliar perangkat mobile personal dan 3,2 miliar koneksi M2M (meningkat dari total 7,4 perangkat mobile-ready dan koneksi M2M di tahun 2014).
• Kecepatan koneksi mobile yang semakin cepat: Rata-rata kecepatan jaringan mobile dunia akan meningkat 2,4 kali lipat dari tahun 2014 (1,7 Mbps) menjadi 4,0 Mbps pada tahun 2019.
• Lebih banyak video mobile: Pada tahun 2019, video mobile akan mewakili 72 persen dari lalu lintas data mobile dunia (meningkat dari 55 persen di tahun 2014).
