Produk BB10 ini,kata Thorsten masih terus dalam tahap pengembangan, karenanya masih dijuluki sebagai produk dengan kode Dev Alpha. “Aplikasi di dalam BB10 mengalir mengikuti kemauan Anda,dan tak perlu repot mengingat letak aplikasi dimana saat membuka beragam aplikasi,” lanjutnya. Pada kesempatan itu juga didemokan bagaimana BB10 yang full touchscreen hadir dengan tombol keyboard virtual dengan prediktif input cerdas serta aplikasi foto yang memungkinkan pengguna dapat mengubah foto wajah yang sedang cemberut menjadi tertawa. Karena masih dalam tahap pengembangan, produk ini masih butuh dukungan dari pengembang aplikasi di platform baru tersebut. “Kami memberikan cuma-cuma Dev Alpha kepada para pengembang yang hadir di acara ini,” kata Thorsten.
Alih-alih menegaskan mengenalkan akan baliknya konsentrasi RIM ke pasar korporat, Thorsten malah memperlihatkan bahwa dukungan dari pengembang menjadi faktor kunci RIM masa depan. Terbukti, pengembang mendapat porsi besar di panggung. Tak hanya nama besar yang ada dimana pasar korporat seperti Salesforce dan Cisco, tetapi juga yang besar di pasar konsumer seperti Gameloft yang akan merilis 10-an game baru di BB10 atau FishLab yang merancang game online dengan basis platform tersebut. Meski hembusan angin dari Florida ini mengisyaratkan RIM masih tetapi concern dengan pasar retail, ketersediaan smartphone dengan basis BB10 masih belum jelas kapan versi komersial akan rilis ke pasar. (Lukman Aribowo)