Dani K Ristandi, Deputy Director of Solution Sales Division PT Huawei Tech Investment, merasakan hal ini terutama ketika masa-masa Huawei baru berdiri di Indonesia yakni tahun 2000-an. Mereka sering mempertanyakan kualitas Huawei yang disamakan dengan motor atau produk elektronik dari China yang berkualitas rendah. Tetapi stigma tersebut sedikit demi sedikit mulai berhasil dihilangkan. Menurutnya, salah satu hal yang dilakukan adalah serius dalam hal riset dan pengembangan.
“Setiap perusahaan teknologi terkemuka di dunia selalu menjadikan riset dan pengembangan sebagai prioritas. Karena jika tidak ada inovasi, maka perusahaan teknologi akan ketinggalan jaman,” ujarnya disela-sela acara media edukasi Telkomsel yang berlangsung di kantor pusat Huawei, Shenzhen, China (22/7/2011). “Sebagai upaya untuk aktif berinovasi, lebih dari 43.600 atau 46 persen dari 110 ribu ribu karyawan Huawei terlibat dalam riset dan pengembangan,“ kata Dani. Hasilnya, Huawei telah menghasilkan sebanyak 49.040 patent yang menjadikannya sebagai salah satu perusahaan teknologi paling aktif dalam mendaftarkan patent. Huawei juga mengklaim telah menjadi provicer solusi telekomunikasi nomor 2 di dunia. (Bambang Dwi Atmoko)