11 May 2011 19:30
FEMA (Federal Emergency Managemen Agency), Badan Penanganan Urusan Darurat di AS kemarin (10/5/2011) telah mengumumkan rencana penerapan layanan baru yang dinamakan PLAN (Personalized Localized Alerting Network). Layanan publik gratis ini akan memanfaatkan fasilitas SMS pada handphone untuk situasi darurat dengan mengirimkan peringatan darurat secara geografis untuk memperingatkan semua pengguna handphone di area yang secara spesifik terancam serangan teror atau bencana alam. Teknologi ini dipilih mengingat SMS sudah menjadi bagian hidup masyarakat saat ini.
“Sebagian besar dari kita memiliki handphone saat terjadi situasi darurat. Kita harus beradaptasi dengan apa yang masyarakat gunakan, bukan mengubah masyarakat agar sesuai dengan sistem yang ada,” ujar Craig Fugate, administrator FEMMA. Sistem keamanan publik nasional pertama yang terintegrasi dengan perangkat mobile ini diumumkan FEMA dan bekerjasama dengan FCC (Federal Communication Commission), Walikota New York City, NYPD (New York Police Department) dan NYFD (New York Fire Department) serta melibatkan empat perusahaan wireless utama. Sistem ini memang belum sepenuhnya siap. Kabarnya PLAN akan menyediakan informasi vital secara real-time kepada masyarakat yang akan tekena dampak langsung pada suatu situasi darurat sehingga diharapakan mampu menyelamatkan lebih banyak jiwa saat adanya musibah.
PLAN juga akan menyediakan dukungan terhadap pihak-pihak penyelamat seperti pemadam kebakaran saat interaksi radio tidak memungkinkan. Akan ada tingkatan peringatan yang selektif dan terbatas terkait urgensi tindakan. Peringatan level 1 merupakan peringatan nasional keadaan kritis yang akan dikirimkan oleh presiden. Level 2 merupakan peringatan bencana alam besar yang mengancam nyawa. Sementara level 3 merupakan peringatan ringan seperti pada kasus anak hilang atau diculik. SMS yang dikirim melalui PLAN juga akan memiliki nada dering unik hingga pengguna tidak akan melewatkannya. Tapi yang masih jadi masalah adalah layanan ini hanya bisa digunakan di daerah yang terjangkau layanan selular saja, sementara pada kasus pengguna yang berada di area kereta bawah tanah tidak akan mendapatkan informasi hingga mereka keluar ke permukaan. (Dissa Naratania)
Sumber : www.foxnews.com (10/5/2011)