Kamis, 31 Juli 2025

Smartfren Siap Menggelar 4G

BACA JUGA

Gallery Smartfren
Gallery Smartfren

[quote_center]

Smartfren semakin pede menggelar layanan 4G, dengan berbekal beberapa modal yang sudah dimilikinya.[/quote_center]

Langkah Smartfren untuk berpindah ke layanan 4G berbasis teknologi LTE (Long Term Evolution) semakin terlihat. Ini setelah Smartfren mendapatkan lokasi frekuensi baru, dari sebelumnya di 1.900 MHz (yang saat ini digunakan) ke  2.300 MHz atau 2,3 GHz. “Dengan frekuensi baru tersebut, Smartfren bukan lagi akan, tetapi harus beralih ke layanan 4G” ujar Roberto Saputra – Head of Marketing Communication and Strategy Smartfren dalam acara kunjungan Smartfren dan media ke HongKong dan Shenzhen, Tiongkok beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Roberto menjelaskan, bahwa saat ini Smartfren sedang melakukan persiapan untuk melangkah ke layanan 4G. Seperti proses perpindahan  jaringan ke frekuensi 2,3 GHz yang direncanakan akan selesai pada tahun 2015. “Saat ini kami juga sedang dalam tahap proses memilih vendor jaringan 4G” tambah Roberto.

Di samping persiapan bersifat teknis, Smartfren juga sudah jauh-jauh hari menyiapkan strategi untuk menggelar layanan 4G. Salah satunya akan menyiapkan smartphone LTE berharga murah. Ini melanjutkan kesuksesan Smartfren dalam memasarkan smartphone Andromax. Menurut data dari lembaga riset IDC sepanjang kuartal ketiga 2013, Smartfen sukses membukukan penjualan smartphone Andromax sebanyak 339.000 unit. Dan ini menempatkan Smartfren menduduki posisi nomor dua setelah Samsung dalam hal penjualan smartphone terbanyak di Indonesia.

Nah, Smartfren akan melanjutkan strategi yang sama untuk menyambut layanan LTE nanti. “Ketersediaan smartphone LTE menjadi salah satu penunjang dari hadirnya layanan teknologi 4G tahun depan. Terutama smartphone LTE murah, akan menjadi kunci sukses 4G” ungkap Sukaca Purwokardjono, Head of Smartphone Smartfren, juga dalam acara kunjungan Smartfren dan media ke HongKong dan Shenzhen Tiongkok.

Lebih lanjut Sukaca menjelaskan Smartfren tetap akan tetap menjalankan strategi close market. Meski nanti ketika LTE hadir ketersediaan smartphone bukan lagi masalah bagi Smartfren. Seperti diketahui, salah satu resiko yang harus ditanggung Smartfren sebagai operator CDMA yaitu menyediakan handset sendiri. Ini lantaran di sistem open market tidak banyak vendor yang menyediakan dan memasarkan handset CDMA. Untuk itu Smartfren mau tidak mau harus menjalankan strategi close market , yaitu bekerjasama langsung dengan vendor dalam menyediakan handset CDMA. “Meski LTE hadir, Smartfren akan tetap menjalankan strategi close market setidaknya untuk lima tahun ke depan” ujar Sukaca. Ini karena menurut Sukaca smartphone LTE yang sudah ada open market saat ini harganya masih terbilang mahal. Di samping itu, karena Smartfren juga sudah memiliki struktur jalur distribusi dan sales handset yang kuat, dan ini menjadi kelebihan tersendiri.

Dalam menjalankan strategi close market, selama ini Smartfren sudah menjalin kerjasama dengan vendor asal Tiongkok, seperti ZTE, Huawei, Hisense, Haier, Inoz dan Coolpad. “Kami memilih vendor handset yang sudah memiliki reputasi yang baik untuk menjaga kualitas” ujar Sukaca.

Terakhir, Smartfren menggandeng vendor Coolpad yang diklaim sebagai vendor smartphone 4G nomor satu di pasar Tiongkok di 2014.  Sedangkan untuk pasar 3G di Tiongkok, Coolpad mengklaim menduduki peringkat 3 di bawah Samsung dan Lenovo. “Partnership Smartfren dengan para vendor handset, termasuk Coolpad, merupakan kerjasama untuk jangka waktu panjang. Jadi tidak hanya untuk satu atau dua produk saja” ujar Roberts yang berbicara kepada media termasuk Selular dalam kunjungan ke pabrik dan kantor pusat Coolpad di Shenzen Tiongkok.

Sebagai titik awal kerjasamanya, Smartfren mempercayakan Coolpad untuk memproduksi smartphone Andromax terbaru yaitu seri Andromax G2 Limited Edition. “Untuk tahap awal, Smartfren Andromax G2 Limited Edition akan dipasarkan sebanyak 100 ribu unit.” ujar Sukaca Purwokardjono, Head of Smartphone Smartfren.

CDMA Tetap Ada

Meski bersiap menggelar layanan LTE, namun Smartfren tidak akan meninggalkan layanan CDMA-nya begitu saja.”Smartfren akan terus menggelar layanan CDMA selama masih dibutuhkan, setidaknya untuk lima tahun ke depan” ujar Sukaca. Lebih lanjut pria yang terkenal ramah ini menjelaskan pelanggan CDMA Smartfren saat bisa menjadi basis pelanggan ketika nanti menggelar layanan LTE. Namun Sukaca tidak memungkiri Smartfren juga menyiapkan strategi peralihan ke layanan LTE. Ini agar basis pelanggannya tidak akan beralih ke operator lain. Salah satunya dengan menyediakan smartphone LTE murah. Ini lantaran selama ini pelanggan Smartfren sudah mampu memberikan pertumbuhan pemasukan 40% per tahun.

Ditambah lagi lamanya aktivasi penggunaan nomor Smartfren oleh pengguna cukup lama. Ini lantaran Smartfren kini cenderung melakukan penjualan handset yang sudah di-lock untuk nomor Smartften, ketimbang hanya kartu perdana seperti para operator GSM. Di mana penggunaan handset minimal bertahan 18 bulan. Ini lebih lama ketimbang hanya aktivasi kartu perdana. Tahun lalu saja aktivasi handset Smartfren Andromax (beserta nomor) mencapai 1,2 juta. Dan hingga September 2015 aktivasi sudah mencapai 1,9 juta.

“Smartfren bisa dikatakan lebih siap ketimbang operator GSM dalam melangkah ke layanan 4G. Karena basis pelanggan selama ini sudah memberikan kontribusi pemasukan yang besar dari akses internet, yaitu sekitar 80%” ujar Roberto. Ini lantaran layanan 4G nantinya sangat lekat dengan akses internet.

 

 

 

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU