Para penjaja produk/layanan (pengusaha) besar atau kecil kini memiliki opsi baru dalam memasarkan produknya. Selain melalui jaringan televisi, cetak, dan radio, mereka kini bisa menyasar segmen pengguna handphone. Para media planner berbasis mobile internet sudah menyediakan sarana tersebut, sehingga para pemilik brand dan agensi bisa memasang iklan produk/layanan di beragam handphone yang mampu mengakses internet.
“Dengan maraknya handphone yang bisa mengakses internet, semakin banyak pula pengiklan yang ingin menaruh iklannya di perangkat tersebut. Karena lebih mengena pada sasaran,” ungkap Silvia Andriani, produser Buzz City untuk Indonesia, salah satu perusahaan yang berkecimpung di mobile media. Dalam tanya jawab dengan Selular Online hari ini. Silvia menyatakan bahwa Buzz City menawarkan ‘placement’ ke mobile internet tersebut.
Berbeda dengan media planner lainnya, Buzz City memiliki empat portal media berbasis mobile yang diciptakan sendiri. Mulai dari MyGamma, portal social networking seperti Facebook, lalu ada Djuzz, portal yang menyuguhkan lebih dari 5000 game, Jamsked, penyedia informasi mengenai pertunjukan musik di sekitarmu, dan ada Now-Cook, portal berisi resep-resep masakan. Keempat portal tersebut dikhususkan untuk pengakses mobile (dari browser handphone). Jadi kalau Anda mengaksesnya dari komputer PC, tampilannya agak ‘lengang’.
Sistem mobile advertising di Buzz City menggunakan ‘Blind Network’. Maksudnya, para pemasang iklan tidak tahu di mana saja iklannya akan beraksi. Tapi Silvia menyebutkan, kalau Buzz City menyediakan 4 kategori yang bisa dipilih, yakni entertainment, news, games, dan music. Pemasang iklan berhak memilih kategori mana yang dituju namun tidak tahu portal/aplikasi mana saja yang akan menyiarkannya. “Kalau mau, mereka juga bisa memasang di semua kategori. Tapi tetap tidak tahu di mana saja itu berada,” jelas Adeniar Sulaeman, account manager Buzz City Indonesia. Pemasang iklan juga bisa memilih kalkulasi pembayaran melalui bidding atau impresi. Kalau bidding, berarti berapa kali iklan tersebut di-klik pengguna handphone, sedang impresi adalah penghitungan tiap 1000 kali penayangan, di-klik atau tidak, bukan menjadi soal.(Khoirunnisa)
