Menurut Korea Communication Commission, sinyal GPS di Seoul dan kota sekitarnya termasuk kota pelabuhan barat Incheon dan Paju di dekat MDL (Military Demarcation Line) yang memisahkan dua Korea ini terganggu sejak Jumat lalu dan menyebabkan pengguna handphone baik sipil maupun militer dan beberapa perlatan militer dan intelijen lainnya mengalami gangguan. “Sinyal-sinyal pengganggu tersebut dikirim secara terputus-putus setiap 5-10 menit sehingga kami menduga Korea Utara sedang menguji peralatan GPS blocker mereka yang diimpor dari negara lain karena sinyal yang mereka kirim terputus-putus” ujar sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya seperti yang dikutip oleh agen berita Yonhap.
Pada Oktober 2010 lalu, Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Tae-young memang telah mengatakan bahwa Korea Utara sudah mengembangkan Pengacak sinyal GPS mengopi peralatan serupa dari Rusia. Pengacak sinyal ini dipercaya mampu mengacaukan sinyal GPS dalam radius 50-100 kilometer, termasuk misil dan peluru kendali. Jenis ini mirip seperti yang digunakan Irak terhadap persenjataaan militer AS pada perang Irak tahun 2003 lalu. Seperti yang telah diketahui, Militer Korea Selatan dan US Forces Korea (USFK) telah mengembangkan misil kendali yang menggunakan GPS beberapa tahun belakangan ini dan beberapa peralatan militer lain yang wajar membuat Korea Utara khawatir. (Dissa Naratania)