Sebelumnya, kepolisian lokal menerima ancaman melalui internet yang ditujukan terhadap aparat, keluarga mereka, dan bahkan dilaporkan adanya ancaman bom. Berkat kecanggihan investigasi, polisi tidak perlu waktu lama dalam melacak alamat IP (internet protocol) dan alamat fisik dari pelaku.
Namun apa yang diduga ternyata salah alamat. Ketika dieksekusi Kamis (28/6) lalu, tim SWAT menyatroni rumah keluarga yang tidak tahu apa-apa. Rupanya, tim disesatkan oleh alamat IP dari pesan ancaman.
Setelah ditelusuri, kejadian itu berawal dari Open WiFi, yakni WiFi yang bisa diakses tanpa perlu password pribadi, milik keluarga tersebut sehingga memungkinkan oknum jahat menggunakan alamat IP untuk mengirim ancaman. Akhirnya pelaku sesungguhnya bisa dibekuk tanpa sempat berkelak. (Choiru Rizkia)