25 April 2011 16:00
“Indonesia tertinggal sekitar tiga tahun di belakang Filipina dan Thailand dari segi penetrasi broadband. Hal ini menjadikan penetrasi broadband (layanan pita lebar) di Indonesia menjadi salah satu yang terendah kawasan di Asia Tenggara”, kata Eugene Van de Weerd, Country Director Frost & Sullivan Indonesia dalam siaran pers hari ini. Ditambahkannya, penetapan harga untuk 2 Mbps (mega byte per second) di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan harga yang diterapkan di pasar negara-negara lain.
Van de Weerd menyebutkan, walau penetrasi broadband di Indonesia tertinggal, pada tahun 2012 tingkat penetrasi broadband pada industri rumah tangga diprediksi akan meningkat menjadi 5 persen dari 2 persen pada tahun 2010. Dengan distribusi serat optik yang lebih luas dan meningkatnya kompetisi, harga tinggi yang ditawarkan melalui paket-paket yang tersedia diperkirakan akan mengalami penurunan di masa mendatang. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Sumber : www.frost.com (25/4/2011)