18 September 2014 14:00
Berbekal Apple Pay, Apple menjadi pemain baru dalam bisnis pembayaran online. Rangka Apple membangun teknologi sistem pembayaran tersebut didasari oleh basis pengguna iTunes sebesar 800 juta orang yang mayoritas akunnya memiliki nomor kartu kredit. Apple Pay disinyalir tak hanya akan mendongkrak penjualan iPhone tetapi juga di sisi bottom line nanti.
Seperti diketahui, pangsa pasar iPhone dalam tekanan dimana turun dari 13% menjadi 11,7% dikuartal kedua lalu. Padahal, iPhone selama ini berkontribusi terhadap setengah pendapatan Apple.
Sementara itu, dilansir Financial Times (12/9/2014), Apple sepertinya akan menikmati komisi sekitar 0,15 persen dari setiap transaksi yang dilakukan melalui Apple Pay. Dalam laporan tersebut dinyatakan Apple bisa mendapatkan 15 sen dollar AS setiap pembelian US$ 100. Tentu, profit itu sangat sedikit. Sebagai perbandingan, penyedia layanan mobile payment Square meraup untung hingga 2.75% dari setiap transaksi, untuk kemudian dibagikan dengan mitra penerbit kartu kredit.
Lebih lanjut, Apple sukses meminta nilai yang lebih rendah dari bank-bank rekanan untuk tiap transaksi via kartu kredit. Hal tersebut dimungkinkan lantaran para bank rekanan Apple sangat yakin kalau Apple Pay bakal menjadi sebuah media yang memudahkan para bank dalam menjaring nasabah kartu kredit dalam jumlah yang sangat besar, terutama untuk transaksi-transaksi pembayaran yang selama ini belum pernah dijalankan via kartu kredit.
Kendati sistem Apple Pay menarik, namun fasilitas ini baru akan bekerja pada kedua model iPhone 6 (regular dan Plus). Sambil menunggu iPhone 6 melenggang di pasaran, Apple juga sedang sibuk mengerahkan sekitar 220.000 merchant rekanan supaya cepat meng-upgrade terminal POS dengan dukungan Earned Value Management (EMV) hingga Oktober 2015. Karena, hanya sekitar 14 persen merchant AS baru mendukung teknologi ini, dan sangat sedikit konsumen yang sudah memiliki kartu kredit dengan dilengkapi chip EMV. (Choi)
Sumber : http://www.ft.com/
