Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Aplikasi Bantu Pemabuk Kini Dilarang

BACA JUGA

18 April 2011 15:30
Tingkat kecelakan lalu-lintas terkait pengemudi mabuk telah mencapai angka yang memprihatinkan. Beberapa senator di parlemen AS akhirnya mengambil langkah untuk meminta pihak Apple, Google, dan RIM (Research in Motion) untuk menarik aplikasi-aplikasi yang dapat membantu pengemudi mabuk menghindari razia. Menyetir kendaraan dalam keadaan mabuk memang dilarang keras. Di AS dan beberapa negara maju lainnya terdapat razia setiap hari di titik-titik tertentu untuk menguji keadaan fisik dan mental pengemudi, termasuk apakah pengemudi dibawah pengaruh alkohol atau tidak. Tapi disisi lain, kini tersedia aplikasi untuk smartphone yang dapat membantu pengemudi menghindari razia. Caranya dengan memberikan peringatan atau update lokasi razia, alhasil pengemudi bisa menghindar dari sergapan polisi. Beberapa aplikasi anti razia yang populer di AS seperti Phantom Alert dan Buzzed.

Sayangnya sampai hari ini baru RIM yang merespon permintaan tersebut. Pada 23 Maret lalu, RIM sebagai vendor BlackBerry mengeluarkan keputusan untuk menarik aplikasi-aplikasi yang menyediakan informasi titik-titik razia pengemudi mabuk dari online App store mereka atau menghapus fungsi identifikasi real-time titik razia. Lain lagi dengan Google, mereka menyatakan aplikasi-aplikasi yang menyediakan informasi titik-titik razia sama sekali bukan sesuatu yang ilegal dan tidak melanggar 9 syarat aplikasi yang diperbolehkan untuk Android. Sementara itu Apple melalui juru bicaranya menyatakan menolak untuk memberi komentar.

Joseph Scott, CEO dari PhantomAlert membela diri dengan mengatakan bahwa aplikasi yang mampu memberi peringatan real-time terhadap titik-titik razia sebenarnya adalah untuk kenyamanan warga negara yang taat hukum agar tidak terhambat akibat razia, bukan untuk membantu pemabuk ataupun tindakan kriminal lain. Ia juga menyatakan bahwa tidak adil jika hanya menuntut perusahaannya dan toko-toko aplikasi online tertentu. “Banyak orang membuat grup-grup di Facebook dan Twitter mengenai lokasi-lokasi razia, tapi tidak ada seorang pun yang protes dan menuntut mereka,” ujar Scott dalam pernyataan tertulis di The New York Times minggu lalu. (Dissa Naratania)

 

Sumber : www.nytimes.com (17/04/2011)
- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU