Jakarta – ZTE Indonesia kemarin (23/4) memperkenalkan solusi terbarunya untuk pangsa mobile broadband operator selular. Kedua teknologi yang dimaksud adalah NFV (Network Functions Virtualization) dan SDN (Software Defined Networking). Keduanya berfungsi membantu operator telekomunikasi untuk mengatasi trafik yang terus tumbuh dengan pesat dari waktu-ke-waktu. Selain itu, dari segi biaya modal/ CapEx, kedua teknologi ini mampu mengurangi ketergantungan pada kepemilikan platform perangkat keras yang mahal.
Jika NFV mampu menawarkan kemampuan bagi operator untuk meningkatkan pelayanan mereka seraya mengurangi biaya modal yang dibutuhkan untuk itu, maka lain halnya dengan SDN. SDN merupakan sebuah konsep arsitektur yang memisahkan network control plane (bagian dari jaringan yang membawa trafik signal dan bertanggung jawab untuk routing) dari forwarding plane. Secara sederhana, SDN adalah infrastruktur yang dinamis, dapat dikelola dengan mudah, efektif secara biaya dan mudah untuk diadaptasikan, sehingga menjadikan infrastruktur ini ideal untuk aplikasi-aplikasi saat ini yang dinamis.dan membutuhkan bandwidth tinggi. Arsitektur SDN memisahkan fungsi kontrol jaringan dan forwarding sehingga memungkinkan pengaturan jaringan untuk dapat diprogram secara langsung dan menjadi dasar dari infrastruktur untuk mampu memisahkan aplikasi dan layanan jaringan.
“NFV dan SDN masih dalam tahap perkenalan, tapi berkat integrasi dengan solusi cloud storage, kami yakin akan banyak operator yang tertarik mengadopsi teknologi ini. Dalam skala kecil, peran NFV dan SDN bisa mengehamat hingga 30% biaya operasional,” ujar Dr. Dick Chen, Vice President Core Network Technology ZTE kepada SELULAR Online. Salah satu perusahaan besar yang telah mengsung NFV dan SDN adalah Google. Untuk di Indonesia, sampai saat ini ZTE belum menggandeng operator selular untuk proyek NFV dan SDN. (Haryo Adjie)
