14 April 2014 11:00
Pengembang aplikasi anti virus populer untuk smartphone Android, yang sudah diunduh lebih dari 30.000 kali, mengatakan bahwa aplikasi tidak dimaksudkan untuk dijual di toko aplikasi Google Play. Aplikasi Android yang bernama Virus Shield itu menjanjikan menyediakan perlindungan ponsel dari virus dan malware tanpa menguras baterai seperti yang lazimnya dilakukan aplikasi anti-virus lain. Namun analisis aplikasi menemukan bahwa selain mengubah ikon ketika perlindungan virus diaktifkan, aplikasi itu benar-benar tidak melakukan apa-apa lagi.
Sang pengembang aplikasi, Deviant Solutions, yang didirikan oleh Jesse Carter mengakui bahwa Virus Shield seharusnya tidak pernah diunggah ke toko aplikasi seperti itu, karena hanya sebuah konsep User Interface yang waktu itu sedang dikerjakan oleh seorang desainer perusahaan.
Carter mengatakan bahwa ia segera menarik aplikasi setelah mendengar laporan bahwa aplikasi palsunya muncul di situs Android Police.
“Salah satu pengembang kami hanya membuat kesalahan bodoh,” ujar Carter kepada media Guardian (10/4). “Versi aplikasi yang dilaporkan Android Police tidak dimaksudkan untuk dirilis. Itu adalah placeholder awal yang dibuat desainer UI kami. Ada campuran antara versi yang berisi kode antivirus untuk aplikasi kami.”
Situs Android Police kembali mempertanyakan bagaimana mungkin sebuah UI sederhana disusun dengan kode Android dan kemudian diunggah ke Google Play Store, karena itu bukan proses sesederhana “click and forget”. Lalu bagaimana penjelasan mengenai update aplikasi dari versi 1.0 sampai 2.2.
Aplikasi palsu Virus Shield dijajakan seharga US $3,99 per download, dan Guardian memperkirakan Deviant Solutions telah meraup pemasukan sekitar US $90.000 (Rp990 juta), yang dituturkan Carter akan dikembalikan ke pembeli. (Nis)