17 May 2014 10:00
Sebuah survei mengenai pengelola dan pengusaha kecil yang dilakukan oleh Bredin Research dan disponsori oleh Comcast Business, menemukan bahwa dengan menawarkan koneksi WiFi gratis ternyata jauh lebih berhasil dalam menjaga pelanggan tetap nyaman daripada “area menunggu umum” yang kerap berisi air minum atau majalah.
Responden survei yang saat ini tidak menawarkan koneksi WiFi memahami betul manfaat dari menyediakan layanan tersebut di lokasi mereka, dan mereka berniat untuk menyuguhkan sarana itu dalam waktu dekat. Sedangkan responden yang tidak berencana untuk menawarkan layanan itu menyatakan kekhawatiran mereka akan dukungan teknis, mengganggu konsentrasi karyawan, dan biaya tambahan.
“Pelaku bisnis dan pengusaha di pinggir jalan raya dari segala sektor mengakui bahwa akses internet nirkabel adalah suatu keharusan bagi pelanggan mereka, dan bahwa menyediakan WiFi gratis dapat memberi keunggulan kompetitif,” kata Bill Stemper selaku presiden Comcast Business. “Semakin jauh kami melihat bahwa menyediakan WiFi untuk karyawan bertujuan bisnis, memperluas akses kepada pelanggan menjad langkah logis berikutnya yang bisa menjaga mereka untuk datang kembali di masa mendatang. Mengingat tantangan yang dihadapi usaha kecil dalam perekonomian yang tidak menentu saat ini, kami meyakini bahwa teknologi seperti WiFi akan membantu mempertahankan pertumbuhan.”
Temuan utama survei antara lain:
– WiFi lebih baik daripada permen. Pemilik dan pengelola bisnis pinggir jalan mengatakan bahwa WiFi memiliki pengaruh sama atau lebih efektif dalam membuat pelanggan merasa diterima daripada fasilitas lainnya seperti majalah (94%), buletin komunitas (91%), permen (90%) atau air minum (86%).
– WiFi membantu menarik pelanggan. Hampir delapan dari 10 perusahaan yang menawarkan WiFi (79%) mengatakan itu membantu menjaga pelanggan senang sambil menunggu. 65% melaporkan mendorong mengulang bisnis serupa, dan 55% mengatakan itu telah mendatangkan pelanggan baru.
– WiFi membantu penjualan. Lebih dari setengah (55%) dari usaha yang menyediakan WiFi percaya telah menghasilkan penjualan yang lebih tinggi per kunjungan pelanggan.
– Mempromosikan WiFi adalah kunci. Usaha-usaha yang mengalami peningkatan pendapatan pada tahun 2013 bersedia mempromosikan WiFi yang mereka tawarkan (64% vs 38% dari bisnis yang mengalami penurunan pendapatan). Di sisi lain, pelanggan lebih mungkin untuk mempromosikan bisnis ini melalui saluran media sosial mereka.
– Pertimbangan non-pengguna. Responden mencemaskan soal dukungan teknis (33%), mengganggu konsentrasi karyawan (33%) dan tambahan biaya (32%) sebagai alasan kenapa pengusaha tidak menawarkan koneksi WiFi untuk pelanggan.
– Non-pengguna memahami keuntungan layanan. Banyak responden mengakui keunggulan dalam menawarkan WiFi, termasuk meningkatkan profit perusahaan mereka (41%) dan menjaga kompetisi (38%). Pengelola bisnis pinggir jalan yang saat ini tidak menawarkan WiFi ke pelanggan, 61% berencana untuk menawarkan segera atau akan mempertimbangkan untuk menyediakan layanan.
– WiFi membangun koneksi. Hampir 20% dari pemilik usaha yang disurvei mempromosikan diri mereka sebagai “community hubs.” Maksudnya sebagai tempat pertemuan untuk kelompok-kelompok gereja, klub olahraga, atau kelompok masyarakat lainnya.
– Bisnis dengan WiFi mendatangkan pertumbuhan. 67% dari bisnis yang menawarkan WiFi mengalami pertumbuhan pendapatan. Dari bisnis yang tidak menawarkan WiFi, hanya 50% yang mengalami pertumbuhan.
– Bisnis dengan Wi-Fi meningkatkan produktivitas. Terlepas dari menawarkan WiFi ke pelanggan, karyawan responden menggunakan WiFi untuk tujuan bisnis seperti mengakses sumber daya perusahaan (49%), pelacakan persediaan barang (36%) dan mengadakan konferensi dengan mitra bisnis dan pelanggan (35%). 93% dari pelaku bisnis ini percaya bahwa WiFi meningkatkan produktivitas. Perusahaan yang saat ini sedang berkembang lebih tertarik untuk menggunakan WiFi sebagai kemudahan pelanggan daripada perusahaan non-growing.
Metodologi
Survei ini dilakukan secara online antara sampel yang mewakili dari 602 pengelola dan pengambil keputusan IT di perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan 1 sampai 100 karyawan di Amerika Serikat, dalam kurun waktu 18 Desember sampai 31 Desember 2013. Survei ini memiliki margin of error dari +/-4 poin persentase pada tingkat kepercayaan 95%. (Nis)
Sumber : http://www.cellular-news.com/ (13/5/2014)